Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

Revisi Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom ini telah direvisi oleh Krathwohl salah satu penggagas taknomi tujuan belajar, agar lebih cocok dengan istilah yang sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar. Kita sering mengenalnya dengan C1 s.d. C6 Pada revisi ini , jika dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya, ada pertukaran pada posisi C5 dan C6 dan perubahan nama. Istilah sintesis dihilangkan dan diganting dengan Create. Berikut ini Struktur dari Dimensi Proses Kognitif menurut Taksonomi yang telah direvisi 1 Remember (Mengingat) , yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.  1.1 Recognizing (mengenali)  1.2 Recalling (memanggilan/mengingat kembali) 2 Understand (Memahami), yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis ataupun grafik.  2.1 Interpreting (menginterpretasi)  2.2 Exemplifying (mencontohkan)  2.3 Classifying (mengklasifikasi)  2.4 Summarizing (merangkum)  2.5 Inferring (menyimpulkan)  2.6 Compari

Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning)

A. Latar belakang Pendidikan dalam arti luas dalam penyelenggaraannya tidak hanya tanggung jawab pemerintah namun juga perlu peran serta luas masyarakat sebagai penyelenggara baik untuk pendidikan formal, non-formal maupun informal. Tuntutan dan persaingan dunia kerja yang makin tinggi menuntut masyarakat untuk terus belajar dan mengenyam keterampilan dan pengetahuan tambahan di luar pendidikan formal. Di era informasi di mana teknologi informasi dan telekomunikasi kesempatan masyarakat untuk mengikuti beragam bentuk pendidikan pun termasuk pendidikan non-formal semakin luas. Salah satu kesempatan itu berwujud pendidikan jarak jauh. Bagi individu yang tidak mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal atau non-formal di kelas, pendidikan jarak jauh kali ini bisa lebih mudah diikuti dengan cara on-line. Kursus on-line di dunia dewasa ini banyak tersedia dari berbagai program, baik yang di selenggarakan oleh institusi pendidikan tinggi resmi, organisasi atau

Ontologi dalam Filsafat Ilmu (rangkuman)

(Masing-masing sub bab pernah dibahas tersendiri beberapa bulan lalu secara lebih detail) Ontologi dan Metafisika Ontologi dalam filsafat ilmu mempelajari hakikat apa atau objek apa yang dipelajari oleh ilmu. Pertanyaan itu kemudian diuraikan lagi menjadi Bagaimana ujud hakiki dari objek tersebut? Dan bagaimana hubungan objek tadi dengan daya tangkap manusia. Sedangkan dari segi istilah ontologi berarti studi yang membahas sesuatu yang ada. Ontologi merupakan bagian dari metafisika. Metafisika mengkaji mengenai realitas atau kenyataan; mengkaji alam di balik realitas dan menyelidiki hakikat di balik realitas. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: apakah sumber dari suatu realitas, apakah Tuhan ada. Metafisika dapat berarti sebagai usaha untuk menyelidiki alam yang berada di luar pengalaman atau menyelidiki suatu hakikat yang berada di balik realitas. Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai ka

Logika dan Penalaran

Penalaran Kemampuan menalarlah yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar inilah kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup (survival). Manusia mampu mengembangkan kemampuannya karena dua hal, yaitu yang pertama manusia mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat. Hal yang ke 2, manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut kerangka berpikir tertentu. Penalaran pada hakikatnya adalah proses berpikir dalam rangka menarik kesimpulan atau menemukan kebenaran. Ciri-ciri penalaran sebagai kegiatan berpikir  logis, kegiatan berpikir dengan pola tertentu  analitis, Perasaan merupakan kegiatan penarikan kesimpulan yang tidak didasarkan penalaran. Instuisi adalah kegiatan berpikir non analatis yang tidak berdasarkan pola tertentu. Untuk melakukan kegiatan penalaran analitis , maka kegiatan tersebut awalnya harus diisi dulu ol

Ilmu dan Filsafat

Falsafah diartikan sebagai cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Filsafat dimulai dengan rasa ingin tahu dan keragu-raguan. Karakter berpikir filsafat ada 3 1. menyeluruh 2. mendasar 3. spekulatif Filsafat dikatakan peretas pengetahuan. Semua ilmu baik itu ilmu alam atau ilmu sosial berawal dari filsafat. Seperti fisika asalnya dari filsafat alam dan ekonomi berasal dari filsafat moral. Menurut Will Durant tiap ilmu dimulai dari filsafat dan diakhir dengan seni. Filsafat menelaah segala sesuatu yang dipikirkan manusia. Filsafat mengawali dengan pertanyaan tentang manusia. Dan ilmu sosial membuat asumsi berbeda tentang manusia tergantung pada bidang ilmunya. Misal asumsi manusia untuk ilmu ekonomi berbeda dngan ilmu manajemen. Hal lain yang dikaji filsafat adalah cara mendapatkan pengetahuan dan juga bahasa. Matematika secara filsafat bukan ilmu melainkan bahasa non-verball. Cabang utama yagn diba

STANDAR EVALUASI PROGRAM

Dalam melaksanakan kegiatan Evaluasi Program seorang evaluator harus mengikuti kaidah dan prosedur tertentu untuk menjamin evaluasi berjalan baik sesuai standar evaluasi program. Standar evaluasi ada 4 kategori yaitu standar utility (kegunaan), feasibility (kelayakan), propriety (kesahihan) dan accuracy (ketepatan). Berikut ini akan diuraikan dan ke 30 standar tersebut sesuai yang dikeluarkan Join Committe 1994 seperti yang dikutip oleh Fitzpatrick, Sanders dan Worthen (2004) yang berusaha penulis terjemahkan satu persatu ke dalam bahasa Indonesia Standar Utilitas/ Kegunaan ( Utility standard ) Standar Utilitas ini untuk memastikan bahwa evaluasi akan menyajikan informasi yang sesuai dengan keperluan pemakai Standar utilitas (disingkat U) terdiri dari 7 komponen (U1-U7), sbb : U1 Stakeholder Identification – Identifikasi Stakeholder       Pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh evaluasi ini perlu diidentifikasi agar kebutuhan mereka dapat  tercakupi U2 Evaluator Credibility

Pengantar Evaluasi Program

Pendidikan menjadi kebutuhan untuk membangun suatu bangsa. Masyarakat dewasa ini telah semakin sadar mengenai pentingnya pendidikan. Dunia pendidikan merupakan baigan yang tidak pernah terlepaskan dari perhatian masyarakat. Perhatian dan tuntutan yang begitu besar dari masyarakat dan kesadaran untuk tetap berdiri tegar di tengah derasnya kemajuan zaman memacu pemerintah dan dunia pendidikan formal maupun non formal untuk memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik. Berbagai kebijakan dan program pendidikan mencoba ditawarkan oleh pemerintah ataupun dunia pendidikan pada khususnya. Di samping itu masyarakat juga semakin kritis untuk menilai keberhasilan, mutu dan keberhargaan suatu kebijakan atau program pendidikan. Salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan, manfaat dan mutu pendidikan adalah melakukan evaluasi. Evaluasi ini mencakup evaluasi kebijakan, program pendidikan, sistem pendidikan baik kebijakan yang luas mencakup negara ataupun program pendidikan dan pembelajaran di

Pendekatan Evaluasi Program Berorientasi Tujuan ( Objective – Oriented Evaluation Approach)

Pendahuluan Dari awal pesatnya perkembangan evaluasi pendidikan tahun 60-70 an sampai sekarang , para ahli telah mengembangkan sekitar 50 model/pendekatan evaluasi Banyaknya model ini juga didasarkan oleh beberapa pendekatan pada evaluasi , jenis/bentuk evaluasi juga tujuan evaluasi. Evaluasi program merupakan proses deskripsi , pengumpulan data dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Berdasarkan objektivisme dan subjektivisme, 50 model yang ada sebenarnya bisa dikelompokkan menjadi 6 pendekatan, yaitu 1. Pendekatan berorientasi tujuan ( objectives-oriented approaches/goal oriented approach ) 2. Pendekatan berorientasi manajemen ( management – oriented approaches ) 3. Pendekatan berorientasi pemakai ( consumer – oriented approaches ) 4. Pendekatan berorentasi kepakaran ( expertise – oriented approaches ) 5. Pendekatan berorientasi ketidaksamaan ( adversary-eriented appr

Pengertian dan Langkah-langkah Evaluasi Program

Berikut ini akan diuraikan secara singkat dan garis besar mengenai pengertian evaluasi program dan langkah-langkah evaluasi program...semoga bermanfaat ( kalo sempat lanjutannya yang lebih detail menyusul ) Evaluasi program adalah proses deskripsi, pengumpulan data, dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Evaluasi pada proses pembelajaran mencakup pemakaian ujian/tes, pengukuran dan penilaian. Evaluasi menyaring atau memilah-milah hasil ke 3 informasi di atas (hasil ujian, pengukuran dan penilaian). Evaluasi juga membutuhkan tambahan informasi lain misalnya analisis dokumen, melihat hasil pencapaian, menganalisis tujuan dan kebutuhan sesuai dengan standar/kriteria dan model evaluasi yang digunakan. Menurut Tyler, evaluasi ialah proses untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Sedangkan menurut Scriven evaluasi adalah untuk memutuskan keberhargaan dar

Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)

Bab 9 Bag 2 Artificial Intelligence Rangkuman dari buku terjemahan Pengantar Sistem Informasi karangan James O Brien Teknologi Kecerdasan Buatan (AI-Artificial Intelligence) digunakan dalam berbagai cara untuk DSS. Aplikasi berbasis AI digunakan dalam distribusi dan penelusuran informasi, data mining, desain produk, manufaktur, pendukung pemakai (bahasa natural), pelatihan atau simulasi, robotik, virtual reality, operasi bedah, dan penjadwalan dan manajemen yang rumit. AI adalah bidang iptek yang didasari ilmu-ilmu komputer, biologi, psikologi , linguistik, matermatika dan teknik. Tujuannya adalah mengembangkan komputer agar bisa berpikir , melihat , mendengar, berjalan, berbicara dan merasakan sesuatu. Atribut perilaku cerdas adalah Berpikir dan bernalar Menggunakan penalaran untuk menyelesaikan masalah Belajar dan paham dari pengalaman Mempelroleh dan menerapkan pengetahuan Menampilkan kreativitas dan imajinasi Mengatasi situasi ang rumit dan membingungkan Menanggapi sit

Sistem Pendukung Keputusan (DSS)

Bab 9 Bag 1 Pendukung Keputusan Dalam Bisnis buku terjemahana Pengantar Sistem Informasi karangan James O Brien Informasi , Keputusan dan Manajemen Stuktur keputusan berbentuk piramida dari manajemen operasional, manajmen taktis dan yang terakhir manajemen strategis Kualitas Informasi Dari sedi waktu harus  Tepat  Aktual  Periodik  Jangka Waktu Dimensi Isi harus  Akurat  Relevan  Lengkap  Ringkas  Luas  Menunjukkan kinerja perusahaan Bentuk  Jelas  Rinci  Sistematis  Representatif  Menarik Perbedaan SIM dan DSS SIM menyediakan informasi mengenai kinerja organisasi, memnyedialan informasi dan laporan periodik dengan format tertentu, Informasi ini diperolah dari hasil ekstraksi dan manipulasi data. Sedangkan DSS MEnyediakan informasi khusus untuk pendukung keputusan, menganalisi masalah dan melihat peluang. Laporan atau informasi bergantung permintaan formatnya pun disesuaikan sesuai kebutuhan. Informasi untuk DSS diperoleh dari pemodelan ana

Sistem Electronic Business bag 2

BAG II SISTEM FUNGSIONAL BISNIS Sistem ini melingkupi Keungan, Akuntansi, Produksi/Operasi, Pemasaran dan Manajemen SDM. Sistem Pemasaran Sistem Informasi Pemasaran meliputi  Pemasaran interaktif (transaksi 2 arah antara perusahaan dan pelanggan)  Sistem Otomatisasi Penjualan  CRM  Manajemen Penjualan  Riset pasar  Iklan dan Promosi yang bersasaran (komunitas, isi, konteks, demografis dan fisik dan Perilaki Online  Manajemen produk/jasa Sistem Produksi SI produksi termasuk juga manufaktur berkaitan dengan seluruh aktivitas perncanaan dan pengendalian proses dalam menghasilkan produk/jasa. CIM (Computer Integrated Manufacturing) Tujuan sistem berbasis komputer dalam produksi harus  Menyederhanakan/merekayan ulang (reengineering) proses produksi, desain produk dan organisasi pabrik.  Otomatisasi  Integrasi Tujuan umum CIM untuk menciptakan proses produksi yang fleksibel dan lincah yang efisien untuk produk yang berkualitas tinggi. Sistem CIM ini mencaku

Asumsi dalam Ilmu (Ontologi Filsafat Ilmu bag 3)

by dwining bintarawati Asumsi dalam Ilmu Waktu kecil segalanya kelihatan besar, pohon terasa begitu tinggi, orang-orang tampak seperti raksasa Pandangan itu berubah setelah kita berangkat dewasa, dunia ternyata tidak sebesar yang kita kira, wujud yang penuh dengan misteri ternyata hanya begitu saja. Kesemestaan pun menciut, bahkan dunia bisa sebesar daun kelor, bagi orang yang putus asa. Katakanlah kita sekarang sedang mempelajari ilmu ukur bidang datar (planimetri). Dengan ilmu itu kita membuat kontruksi kayu bagi atap rumah kita. Sekarang dalam bidang datar yang sama bayangkan para amuba mau bikin rumah juga. Bagi amuba bidang datar itu tidak rata dan mulus melainkan bergelombang, penuh dengan lekukan yang kurang mempesona. Permukaan yang rata berubah menjadi kumpulan berjuta kurva. Asumsi dan Skala Observasi Mengapa terdapat perbedaan pandangan yang nyata terhadap obyek yang begitu kongkret sperti sebuah bidang? Ahli fisika Swiss Charles-Eugene Guye menyimpulkan gejala itu

Ontologi dan Metafisika

by shinta dewi A. Pengertian Ontologi Pembahasan utama makalah ini adalah mengenai Ontologi, yang mempertanyakan hakikat “apa” yang dikaji oleh ilmu. Pertanyaan itu kemudian diuraikan lagi menjadi objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud hakiki dari objek tersebut? Dan bagaimana hubungan objek tadi dengan daya tangkap manusia (hlm. 33) Istilah “ontologi” berasal dari kata Yunani “onta” yang berarti sesuatu “yang sungguh-sungguh ada”, “kenyataan yang sesungguhnya”, dan logos” yang berarti “studi tentang”, “studi yang membahas sesuatu” . Jadi dari segi istilah ontologi berarti studi yang membahas sesuatu yang ada. Objek material ontologi adalah yang ada, artinya segala-galanya meliputi yang ada sebagai wujud konkret dan abstrak, indrawi maupun tidak indrawi. Objek formal ontologi adalah memberikan dasar yang paling umum tiap masalah yang menyangkut manusia, dunia dan Tuhan. Titik tolak dan dasar ontologi adalah refleksi terhadap kenyataan yang paling dekat yaitu manusia send

Sistem E-Business (bag 1)

Bab 9 Pengantar Sistem Informasi Manajemen (James O brien) E-business adalah penggunaan internet dan jaringan seta teknologi informasi laniinya untuk mendukung e-commerce , komunikasi dan kerjasama perusahaan, dan berbagai proses yang dijalankan melalui web, baik di jaringan perusahaan ataupun dengan pelanggan dan mitra bisnis. Di bagian 1 ini akan dibahas menganai CRM, ERP dan SCM Perusahaan mengembangkan aplikasi lintas fungsi perusahaan terintegrasi yang melintasi batas fungsi tradisional bisnis agar dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis di semua lintas fungsi perusahaan. Software yang banyak dipakai adalah ERP, CRM dan SCM dari SAP, Peoplesoft atau oracle. Software ini berfokus untuk mendukung proses bisnis terintegrasi yang terlibat dalam operasional bisnis. Arsitektur Aplikasi Perusahaan Yaitu menggambarkan hubungan antar aplikasi perusahaan lintas fungsi yang memberikan kerangka kerja konseptual untuk membayangkan berbagai komponen dasar proses dam inte

Manajemen Sumber Data (Data Resources)

BAG I MENGELOLA SUMBER DAYA DATA ( disarikan dari  bab 5 buku terjemahan karangan James O Brien, Pengantar Sistem Informasi ) Manajemen Sumber Data Data merupakan sumber daya penting organisasi yang perlu dikelola seperti aset penting bisnis lainnya. Manajemen sumber daya data adalah sebuah aktivitas manajerial yang mengaplikasikan teknologi sistem informasi dalam tugas untuk mengelola sumber daya data organisasi. Tujuan adalah agar dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam bisnis. Aplikasi teknologi SI yang digunakan seperti manajemen data base, gudang data dan alat manajemen data lainnya. Dasar-dasar Konsep Data  Karakter Elemen data yang paling dasar (dari sudut pandang pemakai), yang dapat berupa huruf, angka atau simbol lainnya (alphabet, numeric, symbol, alphanumeric)  Field Bagian data/data item yang mewakili sebuah atribut. Misallnya karakter huuf menjadi field nama. Contoh lainnya adalah gaji karyawan yang mendeskripsikan entit

Bersaing dengan Teknologi Informasi

( bab 2 buku pengantar sistem informasi dr James O Brien ) Bag I Dasar Dasar Keunggulan Strategis Sistem informasi bukan hanya sekeumpulan teknologi untung mendukung operasi bisnis, kerja sama perusahaan dan sistem pengambilan keputusan namun TI bisa sebagai Sistem informasi strategis (SIS) sebagai jaringan pembaruan organisasi yang dapat mengubah cara bersaing dalam bisnis. Konsep Strategi Kompetitif Sistem informasi strategis meruapakan sistem informasi yang mendudukung dan membentuk posisi kompetitif dan strategi perusahaan bisnis. Berupa sistem informasi spti TPS, SIM, DSS dll yang menggunakan TI dalam membatu organisasi mencapai keunggulan kompetitif, mengurangi kelemahan dan memenuhi tujuan strategis perusahaan. Tekanan Kompetitif dan Strategi Kompetitif Perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk menghadapi 5 tekanan kompetitif dalam bisnis, yang meliputi 1. Persaingan dari pada kompetitor 2. Ancaman pemain baru 3. Ancaman produk pengganti 4. Daya tawar pelanggan

Fungsi dan Prinsip Evaluasi Pendidikan

(dirangkum dari kuliah pertemuan 2) FUNGSI EVALUASI Menurut fungsinya evaluasi terbagi menjadi 4, yaitu A. Evaluasi Input --> evaluasi yang dilakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung B. Evaluasi Proses --> evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran C. Evaluasi Produk/Hasil -->evaluasi yang diselenggarakan di akhir proses pembelajaran D. Evaluasi dampak --> dampak setelah pembelajaran selesai Penjelasan masing-masing fungsi diuraikan lagi berikutnya. A. Evaluasi Input Evaluasi Input terdiri dari 1. Evaluasi Penempatan Sering juga disebut Placement. adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan, minat, dan bakat siswa sehingga dapat diputuskan dimana tempat yang cocok bagi siswa tersebut Evaluasi ini dilaksanakan dengan tujuan agar setiap peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas atau pada jenis dan/atau jenjang pendidikan tertentu dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif karena sesuai dengan bakat