Langsung ke konten utama

Teori Pembelajaran Kognitif

(ini hanya artikel populer resume dari hasil presentasi bukan untuk rujukan ilmiah)

Teori kognitif tertuju kepada hal-hal yang terjadi didalam kepala kita ketika kita belajar. Teori kognitif juga mengambil perspektif bahwa siswa secara aktif memproses informasi dan pembelajaran berlangsung melalui usaha-usaha siswa ketika siswa mengaturnya, menyimpanya dan kemudian menemukan hubungan-hubungan antara informasi, hubungan baru dengan pengetahuan lama, skema, dan teks, pendekatan kognitif menekankan bagaimana informasi di proses
Selain itu teori belajar kognitif juga lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel (1996, page 53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.
Empat peneliti Jean Peaget, Ausubel, Bruner dan Gagne, mengambil perspektif berbeda tetapi setiap gagasan yang dihadirkan selalu aneh bagi pembahasan tentang bagaimana orang belajar. Pengatur maju (advanced organizer)-nya Ausubel merupakan konsep yang mempertimbangkan dampak pembelajaran sesungguhnya. Ini berbeda bagi para behavioris yang tidak mempertimbangkan pentingnya faktor ini. Karya Bruner tentang kategorisasi atau pembentukan konsep-konsep memberikan seperangkat jawaban yang memungkinkan tentang bagaimana pembelajar mendapatkan informasi dari lingkungan. Gagne melihat peristiwa-peristiwa pembelajaran dan pengajaran sebagai serangakaisn fase, menggunakan langkah-langkah kognitif dalam pengkodean, penyimpanan, pengambilan kembali, dan pentransferan informasi.



Proses Kognitif
Proses kognitif dibagi 5 persepsi, perhatian, ingatan, bahasa dan berpikir. Sedangkan menurut Taksonomi Bloom tingkatan kognitif terbagi menjadi pengertian, pemahaman, aplikasi, analitis, sintesis dan evaluasi.

Ingatan / Memori
Terbagi menjadi ingatan jangka pendek (short term memory), ingatan jangka panjang (long term memory). Ingatan jangka pendek yaitu tempat menyimpan informasi yang baru saja kita pikirkan
1. tergantung pada persepsi atau pengalaman
2. pengalaman meninggalkan jejak di dalam otak
3. terdapat perbedaan memori pada individu atu dengna yang lain
4. disamping ingat lupa juga akan muncul
5. beberapa pengalaman yang tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak disimpan sehingga muncul kelupaan.
Proses berpikir terjadi karena adanya interaksi antara memori jangka panjang dan jangka pendek.

Teori-teori Pembelajaran Kognitif
Berikut adalah beberapa teori belajar kognitif menurut beberapa pakar teori belajar kognitif:

A. JEAN PIAGET
Menurut Piaget setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:

1. Tahap Sensori Motor(dari lahir sampai kurang lebih umur 2 tahun)
Dalam dua tahun pertama kehidupan bayi ini, dia dapat sedikit memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan. Dengan kata lain mereka mengandalkan kemampuan sensorik serta motoriknya. Beberapa kemampuan kognitif yang penting muncul pada saat ini. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. Misalnya dengan menendang-nendang dia tahu bahwa selimutnya akan bergeser darinya.

2. Tahap Pra-operasional ( kurang lebih umur 2 tahun hingga 7 tahun)
Dalam tahap ini sangat menonjol sekali kecenderungan anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya mengenai realitas. Dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatan anakpun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya. Intelek anak dibatasi oleh egosentrisnya yaitu ia tidak menyadari orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dengannya.

3. Tahap Operasi Konkrit (kurang lebih 7 sampai 11 tahun)
Dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan pikiran logis. Dalam upaya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindra. Anak-anak yang sudah mampu berpikir secara konkrit dan bisa menguasai sebuah pelajaran yang penting yaitu bahwa ciri yang ditangkap oleh pancaindra seperti besar dan bentuk sesuatu, dapat saja berbeda tanpa harus mempengaruhi misalnya kuantitas. Anak-anak sering kali dapat mengikuti logika atau penalaran, tetapi jarang mengetahui bila membuat kesalahan.

4. Tahap Operasi Formal (kurang lebih umur 11 tahun sampai 15 tahun)
Selama tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai gagasan. Anak dengan operasi formal ini sudah dapat memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Mereka dapat mengembangkan hukum-hukum yang berlaku umum dan pertimbangan ilmiah. Pemikirannya tidak jauh karena selalu terikat kepada hal-hal yang besifat konkrit, mereka dapat membuat (Winkel,1996) bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu secara relative dan berbekas. hipotesis dan membuat kaidah mengenai hal-hal yang bersifat abstrak.

B. JEROME BRUNER

Kalau kita berbicara teori pembelajaran kognitif kita akan menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia seperti juga diungkapkan winkel (Winkel, 1996) bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap seperti , yang menganjurkan penemuan pembelajaran, kemungkinan mempunyai penerimaan yang lebih besar, setidaknya disekolah, daripada ide yang dilontarkan oleh Ausubel or Gagne. Faktor selanjutnya yang memberikan andil bagi popularitas ide-ide Bruner adalah bahwa mereka sangatlah sesuai dengan kondisi waktu. Penekananya pada penemuan dan pembelajaran ” menggunakan sesuatu ” sesuai dengan ide Piaget. Pastinya , hakikat konstruktivis dari teorinya menarik para guru dan banyak prinsipnya masih menggunakan oleh para guru yang mempraktekannya.
Bruner berargumen bahwa kita harusnya mengajarkan ”Struktur subjek-subjek”. dia menganjurkan pendahuluan bagi proses nyata ddari sebuah disiplin khusus terhadap siswa. Misalnya. Kapan sejarah yang sebenarnya. Ini mungkin melibatkan pengujian sebuah jembatan, bagunan, atau bahkan nisan dalam pemakaman.

Tiga tahapan dalam Teori Burner tentang perkembangan intelektual adalah:
1. Enactive, di mana seseorang belajar tentang dunia melalui aksi-aksi terhadap objek.
2. Iconic, di mana pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan gambar-gambar
3. Symbolic, yang menggambarkan kapasitas berfikir dalam istilah-istilah yang abstrak.

Prinsip pengajaran dan pembelajaran yang mendasari Bruner adalah bahwa kombinasi yang konkret, gambar kemudian aktivitas simbolis akan mengarah pada pembelajaran yang lebih efektif. Kemajuannya adalah dimulai dengan sebuah pengalaman konkret, kemudian bergerak menuju gambar-gambar dan akhirnya menggunakan representasi.
Aspek lain dari teori Bruner, yang telah diterapkan dengan antusias dalam ruang kelas guru adalah pembelajaran penemuan (Discovery Learning).

C. DAVID AUSUBEL

Menurut Ausubel (Dahar, 1996) bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah sesuatu yang ”bermakna”. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yyang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Dalam bahasa yang lebih sulit, menurut Ausubel, pengatur maju adalah sebuah alat mempersipkan struktur kognitif pembelajaran bagi pengalaman pembelajaran yang berlangsung.
Ausubel berkontribusi dalam menciptakan adalah penekanannya pada hakikat aktif pembelajaran resepsi (reception learning).

D. ROBERT GAGNE

Dia menunjukan bahwa sebuah tugas akan dipelajari dengan cara terbaik oleh rangkaian sembilan peristiwa spesifik berikut ini:
1. mendapatkan perhatian
2. menginformasikan pembelajaran sasaran yang akan dituju
3. menstimulasi ingatan mengenai prasyarat pembelajaran
4. menghadirkan materi baru
5. memberikan paduan pembelajaran
6. mendapatkan prestasi
7. memberikan umpan balik tentang yang benar
8. memperkirakan prestasi
memperluas ingatan dan memori.

Komentar

  1. sebagai catatan ternyata taksonomi bloom terlah direvisi oleh krathwohl menjadi undertanding, remembering, applying, analysis+sintesys., evaluating and creating

    BalasHapus
  2. referensi please.. thx artikelnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar Anda

Popular Posts

Penelitian Etnografi

PENGERTIAN               Penelitian etnografi adalah termasuk salah satu pendekatan dari penelitian kualitatif. Penelitan etnografi di bidang pendidikan diilhami oleh penelitian sejenis yang dikembangkan dalam bidang sosiologi dan antropologi. Penelitian etnografi pernah dilakukan oleh peneliti bernama Jonathan Kozol, dalam rangka melukiskan perjuangan dan impian para warga kulit hitam dalam komunitas yang miskin dan terpinggirkan di daerah Bronx, New York [1] . Penelitian kualitatif dengan pendekatan ini kemudian banyak diterapkan dalam meneliti lingkungan pendidikan atau sekolah.                          Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding & Voegtle, Etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos dan grapho s. Yang berarti tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertent

Asumsi dalam Ilmu (Ontologi Filsafat Ilmu bag 3)

by dwining bintarawati Asumsi dalam Ilmu Waktu kecil segalanya kelihatan besar, pohon terasa begitu tinggi, orang-orang tampak seperti raksasa Pandangan itu berubah setelah kita berangkat dewasa, dunia ternyata tidak sebesar yang kita kira, wujud yang penuh dengan misteri ternyata hanya begitu saja. Kesemestaan pun menciut, bahkan dunia bisa sebesar daun kelor, bagi orang yang putus asa. Katakanlah kita sekarang sedang mempelajari ilmu ukur bidang datar (planimetri). Dengan ilmu itu kita membuat kontruksi kayu bagi atap rumah kita. Sekarang dalam bidang datar yang sama bayangkan para amuba mau bikin rumah juga. Bagi amuba bidang datar itu tidak rata dan mulus melainkan bergelombang, penuh dengan lekukan yang kurang mempesona. Permukaan yang rata berubah menjadi kumpulan berjuta kurva. Asumsi dan Skala Observasi Mengapa terdapat perbedaan pandangan yang nyata terhadap obyek yang begitu kongkret sperti sebuah bidang? Ahli fisika Swiss Charles-Eugene Guye menyimpulkan gejala itu

Pengertian dan Tujuan Pendidikan menurut UU Sisdiknas

Karena UU Sisdiknas itu puanjang, aku kutipin sebagian tentang pengertian dan tujuan pendidikan menurut UU RI No 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal-pasal ini minimal akan sering kita pakai untuk rujukan diawal Check this out BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1  Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 3. Sistem pendidikan nasional adalah   keseluruhan komponen pendidikan yang sali

Filsafat Pendidikan Realisme

BAB I PENDAHULUAN A.      LATAR BELAKANG Filsafat pendidikan adalah aplikasi dari filsafat umum dalam pendidikan. Berbeda dengan Filsafat Umum yang objeknya adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu. Filsafat Khusus /terapan mempunyai objek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang dalam hal ini adalah pendidikan. Filsafat pendidikan menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang cara dan hasilnya serta hakikat ilmu pendidikan yang bersangkut paut terhadap struktur kegunaannya. Seperti halnya filsafat yang lain, filsafat pendidikanpun bersifat spekulatif, preskriptif dan analitik. Spekulatif artinya filsafat pendidikan membangun teori-teori tentang hakikat pendidikan manusia, hakikat masyarakat dan hakikat dunia. Preskriptif artinya filsafat pendidikan menentukan tujuan pendidikan yang harus diikuti dan dicapai. Analitik artinya filsafat pendidikan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang spekulatif dan perspektif. Filsafat ilm

Pendekatan Evaluasi Program Berorientasi Tujuan ( Objective – Oriented Evaluation Approach)

Pendahuluan Dari awal pesatnya perkembangan evaluasi pendidikan tahun 60-70 an sampai sekarang , para ahli telah mengembangkan sekitar 50 model/pendekatan evaluasi Banyaknya model ini juga didasarkan oleh beberapa pendekatan pada evaluasi , jenis/bentuk evaluasi juga tujuan evaluasi. Evaluasi program merupakan proses deskripsi , pengumpulan data dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Berdasarkan objektivisme dan subjektivisme, 50 model yang ada sebenarnya bisa dikelompokkan menjadi 6 pendekatan, yaitu 1. Pendekatan berorientasi tujuan ( objectives-oriented approaches/goal oriented approach ) 2. Pendekatan berorientasi manajemen ( management – oriented approaches ) 3. Pendekatan berorientasi pemakai ( consumer – oriented approaches ) 4. Pendekatan berorentasi kepakaran ( expertise – oriented approaches ) 5. Pendekatan berorientasi ketidaksamaan ( adversary-eriented appr