Seperti yang diungkap Santrock bahwa kebanyakan guru kurang memperhatikan pengelolaan kelas yang baik sampai merasa kelasnya mulai tidak terkontrol. Menurut Woolfolk, manajemen kelas adalah teknik-teknik yang digunakan untuk mempertahankan lingkungan belajar yang sehat yang relatif bebas dari masalah perilaku [1].
Berikut in i akan diuraikan pengelolaan kelas menurut sudut pandang psikologi pendidikan.
1. Penataan Fisik Kelas
Menurut Everstopn, Emmer & Worsham spt yang dikutip Santrock bahwa prinsip-prinsip penataan fisik kelas adalah sbb[1] :
- Hindari kepadatan di tempat lalu lalang
- Yakinkan Guru bisa dilihat oleh semua siswa
- Tempatkanlah bahan dan peranlatan yang sering digunakan di tempat yang mudah dijangkau
- Yakinlahlah semua murid dapat melihat semua kegiatan presentasi kelas
Berikut ini gaya-gaya penataan kelas yang biasa dipakai
- Gaya auditorium
- Gaya face to face
- Gaya off-set
- Gaya seminar
- Gaya klaster
2. Menciptakan lingkungan positif untung pembelajaran
- Gunakan strategi pengelolaan kelas yang otoratif.
Strategi ini berbeda dengan stragetgi atoritarian (ketat) dan berlainan juga dengan gaya permisif. Gaya otoratif mendorong siswa menjadi pemikir yang independen namun guru tetap memonitor kemajuan siswanya. Guru yang otoratif dapat mengembangkan hubungan positif dengan siswa
Hubungan yang positif dengan siswa bisa meningkatkan motivasi pribadi siswa untuk belajar dan berprestasi.
- Memastikan prosedur dan aturan kelas tetap berjalan sebagaimana mestinya
Menurut Santrock Berikut ini aturan yagn sebaiknya diptakan di kelas agar bisa menumbuhkan iklim belajar yang positif (a) peraturan kelas hendaknya memang perlu dan masuk akal. (b). Aturan sebaiknya jelas dimengerti dan jelas untuk diterapkan dan berifat menyeluruh, (c) aturan harus konsisten dengan tujuan pembelajaran, dan (d) aturan kelas juga harus sesuai dengan peraturan sekolah.[2]
3. Guru sebagai Komunikator yang handal
Untuk menjadi komunikator yang handal guru perlu menguasai keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan dan memahami dan mampu berkomunikasi dengan bahasa non verbal.
4. Mengatasi Masalah Perilaku Siswa
Guru harus mampu menangani jiga di antara siswa terdapat perilaku agresi atau bullying kepada siswa yang terlihat lemah. Pendekatan atau strategi yang bisa dilakukan guru jikalau terjadi masalah adalah melakukan intervensi baik itu berupa intervensi yang ringan ataupun sedang. Intervensi ringan berupa isyarat non verbal , mengarahkan da dan secara asertif mengatakan kepada siswa untuk mengentikan perilaku yang tidak benar. Intervensi sedang berupa memindahkan atau mengisolasi siswa tersebut ke suatu tempat atau melakukan time-out.
[1] Anita Woolfolk, Educational Psychology Active Learning Edition , edisi bahasa Indonesia ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009., hlm. 496-497
[2] John W. Santrock, Educational Psychology, third edition (Boston : Mc. Graw Hill, 2008) , hlm. 527
I love it whenever people come together and share
BalasHapusthoughts. Great website, continue the good work!
Also visit my web site ... homeincomekit.org