Yang dimaksudkan anak berkebutuhan khusus atau anak berkekhususan meliputi anak yang berkelainan/cacat baik mental maupun fisik (handicapped ataupun children with disabilities) dan juga anak dengan bakat istimewa dan atau cerdas istimewa (gifted children)
Menurut Santrock pembagian anak berkelainan sebagai berikut
1. Kesulitan Belajar (learning disabilities)
Sebagian besar dari kesulitan belajar ini adalah bersifat ketidakmampuan jangka panjang. Menurut Linda Siegel, seseorang anak mendapat diagnosa kesulitan belajar hanya jika mempunyai IQ di bawah retardasi, atau mempunyai kesulitan dalam akademik di sekolah khususnya membaca dan matematik dan namun tidak terdeteksi mempunyai gangguan mental parah (Santrock, 2008)
Kesulitan belajar biasanya dibedakan menjadi 3, yaitu
2. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah ketidakmampuan seorang anak yang menunjukkan 3 karakteristik dalam satu jangka waktu yang meliputi tidak adanya perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas ( Santrock, 2008).
Menurut Aldenkamp ADHD/ADD (Attention Deficit Disorder) adalah gangguan primer pada sistem inhibisi yaitu berupa gangguan untuk membedakan rangsangan yang baik atau relevan yang diperlukan dengan rangsangan yang tidak diperlukan (Tiel, 2007). Anak yang menderita gangguan ini akan sukar berkonsentrasi walau hanya beberapa menit, terlalu aktif dan impulsif sehingga sukar menerima pelajaran. Anak mendapat diagnosis ADHD hanya jika anak masuk usia sekolah.
3. Retardasi Mental
Ciri yang mudah bahwa anak dengan retardasi mental ini mempunyai kekurangan kemampuan fungsi intelektual. Anak dikatakan mengalami mental retardasi jika hasil tes IQ-nya berada dibwah skor 70. Selain masalah intelektual biasa anak itu juga kesulitan beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari seperti berpakaian, kebersihan, makan dan berinteraksi dengan teman sebaya. Anak yang mengalami Down Syndrome juga dimasukkan dalam kategori retardasi mental ini. Down Syndrome diakibatkan faktor genetik ketika dalam kandungan yaitu penderitanya mempunya kelebihan jumlah kromosom menjadi 47 (Santrock, 2008). Anak dengan Down Syndrome bisa dikenali dengan bentuk fisik muka mereka.
4. Gangguan/kelainan fisik
Kelainan fisik ini mencakup kelainan yang bersifat ortopedik, yaitu gangguan atau kesulitan menggerakkan dan mengontrol otot, tulang dan sendi. Gangguan ini biasa dialami anak yang mengalami gangguan cerebral palsy dan juga penderita epilepsi.
5. Kelainan/Gangguan sensori
Kelainan sensori ini meliputi kelainan penglihatan dan juga kelainan pendengaran. Baik dari yang ringan ataupun yang berat (seperti kebutaan atau tuli).
6. Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan bicara meliputi gangguan pada artikulasi, kontrol suara juga kelancaran bahasa. Sedangkan gangguan bahasa meliputi gangguan bahasa reseptif dan gangguan bahasa ekspresif. Gangguan bahasa reseptif artinya anak mengalami kesulitan untuk memproses dan mengerti bahasa. Sedangkan pada gangguan ekspresif anak bisa jadi mengerti bahasa dan percakapan tetapi mempunyai kesulitan untuk menuangkannya dalam bentuk bahasa verbal.
7. ASD (Autism Spectrum Disorder)
Yaitu gangguan perkembangan pervasif (menyeluruh). Gangguan ini dinamakan Spektrum Autis karena meliputi gangguan autisme berat sampai autisme ringan yang dikenal sindrom Asperger.
8. Gangguan Emosi dan Perilaku
Anak Cerdas Istimewa atau Berbakat Istimewa (Gifted Children)
Dari segi IQ anak dikatakan cerdas istimewa (gifted) jika mempunyai skor IQ diatas 130 atau bahkan di atas 140 selain IQ anak cerdas istimewa mempunyai karakterikstik mempunyai motivasi internal dan kreativitas yang tinggi. Sedangkan anak Berbakat Istimewa adalah anak yang mempunyai IQ juga di atas rata-rata dan juga mempunyai bakat luar biasa dalam bidang seperti musik, seni, matematika atau bahkan olahraga.
Pembagian anak berkebutuhan khusus yang sering digunakan di Indonesia yang berhak memperoleh pendidikan khusus oleh Direktorat Pendidikan Luar Biasa adalah sebagai berikut
1. Tunanetra (A)
Adalah mereka yang mengalami gangguan daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, yang membutuhkan penyesuaian pelayanan pendidikan. Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB A
2. Tunarungu (B)
Adalah mereka yang mengalami kehilangan kemampuan pendengaran menyeluruh atau sebagian,
Ada dua kelompok tunarungu yaitu:
a) Kurang dengar, yaitu mereka yang kehilangan pendengaran kurang dari 90 dB.
b) Tuli, yaitu mereka yang kehilangan pendengaran di atas 90 dB.
Seorang Tuna Rungu dari kecil juga akan mengalami kesulitan bicara atau tuna wicara. Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB B
3. Tuna grahita
Adalah mereka yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental disertai ketidakmampuan untuk belajar dan menyesuaikan diri.
C Tunagrahita Ringan (IQ = 50 - 70)
C1 Tunagrahita Sedang (IQ = 25 - 50)
C2 Tunagrahita Berat (IQ < 25)
Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB C
4. Tunawicara
Adalah mereka yang mengalami gangguan dalam berbicara diakibatkan oleh kelaianan/kerusakan pada organ bicara. Tapi biasa seorang tuna rungu juga mengalami kesulitan bicara.
5. Tunadaksa
Adalah mereka yang memiliki kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, otot, sendi, dan pada sisstem saraf pusat) sehingga membutuhkan penyesuaian layanan Pendidikan. Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB D
6. Tunalaras
Adalah mereka yang mengalami gangguan emosi dan perilaku sehingga mengalami kesulitan dalam bertingkah laku dan membutuhkan penyesuaian layanan pendidikan. Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB E
7. Anak berbakat
Termasuk anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI dan BI)
8. Tunaganda
Adalah mereka yang memiliki dua atau lebih kelainan, sehingga membutuhkan penyesuaian layanan Pendidikan.
9. Anak Berkesulitan Belajar
10. Anak Autisme
Menurut Santrock pembagian anak berkelainan sebagai berikut
1. Kesulitan Belajar (learning disabilities)
Sebagian besar dari kesulitan belajar ini adalah bersifat ketidakmampuan jangka panjang. Menurut Linda Siegel, seseorang anak mendapat diagnosa kesulitan belajar hanya jika mempunyai IQ di bawah retardasi, atau mempunyai kesulitan dalam akademik di sekolah khususnya membaca dan matematik dan namun tidak terdeteksi mempunyai gangguan mental parah (Santrock, 2008)
Kesulitan belajar biasanya dibedakan menjadi 3, yaitu
- Disleksia, kesulitan membaca dan mengeja. Anak dengan disleksia mempunyai kesulitan dalam keterampilan fonologi yang melibatjan kemampuan untuk memahami bagaimana bunyi dan huruf bisa dibentuk menjadi kata.
- Disgrafia, yaitu kesulitan belajar yang melibatkan kesulitan mengekspresikan pikiran dalam tulisan. Tulisan tangan gangguan disgrafia ini sangat buruk.
- Diskalkulia, gangguan perkembangan aritmatika.
2. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah ketidakmampuan seorang anak yang menunjukkan 3 karakteristik dalam satu jangka waktu yang meliputi tidak adanya perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas ( Santrock, 2008).
Menurut Aldenkamp ADHD/ADD (Attention Deficit Disorder) adalah gangguan primer pada sistem inhibisi yaitu berupa gangguan untuk membedakan rangsangan yang baik atau relevan yang diperlukan dengan rangsangan yang tidak diperlukan (Tiel, 2007). Anak yang menderita gangguan ini akan sukar berkonsentrasi walau hanya beberapa menit, terlalu aktif dan impulsif sehingga sukar menerima pelajaran. Anak mendapat diagnosis ADHD hanya jika anak masuk usia sekolah.
3. Retardasi Mental
Ciri yang mudah bahwa anak dengan retardasi mental ini mempunyai kekurangan kemampuan fungsi intelektual. Anak dikatakan mengalami mental retardasi jika hasil tes IQ-nya berada dibwah skor 70. Selain masalah intelektual biasa anak itu juga kesulitan beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari seperti berpakaian, kebersihan, makan dan berinteraksi dengan teman sebaya. Anak yang mengalami Down Syndrome juga dimasukkan dalam kategori retardasi mental ini. Down Syndrome diakibatkan faktor genetik ketika dalam kandungan yaitu penderitanya mempunya kelebihan jumlah kromosom menjadi 47 (Santrock, 2008). Anak dengan Down Syndrome bisa dikenali dengan bentuk fisik muka mereka.
4. Gangguan/kelainan fisik
Kelainan fisik ini mencakup kelainan yang bersifat ortopedik, yaitu gangguan atau kesulitan menggerakkan dan mengontrol otot, tulang dan sendi. Gangguan ini biasa dialami anak yang mengalami gangguan cerebral palsy dan juga penderita epilepsi.
5. Kelainan/Gangguan sensori
Kelainan sensori ini meliputi kelainan penglihatan dan juga kelainan pendengaran. Baik dari yang ringan ataupun yang berat (seperti kebutaan atau tuli).
6. Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan bicara meliputi gangguan pada artikulasi, kontrol suara juga kelancaran bahasa. Sedangkan gangguan bahasa meliputi gangguan bahasa reseptif dan gangguan bahasa ekspresif. Gangguan bahasa reseptif artinya anak mengalami kesulitan untuk memproses dan mengerti bahasa. Sedangkan pada gangguan ekspresif anak bisa jadi mengerti bahasa dan percakapan tetapi mempunyai kesulitan untuk menuangkannya dalam bentuk bahasa verbal.
7. ASD (Autism Spectrum Disorder)
Yaitu gangguan perkembangan pervasif (menyeluruh). Gangguan ini dinamakan Spektrum Autis karena meliputi gangguan autisme berat sampai autisme ringan yang dikenal sindrom Asperger.
8. Gangguan Emosi dan Perilaku
Anak Cerdas Istimewa atau Berbakat Istimewa (Gifted Children)
Dari segi IQ anak dikatakan cerdas istimewa (gifted) jika mempunyai skor IQ diatas 130 atau bahkan di atas 140 selain IQ anak cerdas istimewa mempunyai karakterikstik mempunyai motivasi internal dan kreativitas yang tinggi. Sedangkan anak Berbakat Istimewa adalah anak yang mempunyai IQ juga di atas rata-rata dan juga mempunyai bakat luar biasa dalam bidang seperti musik, seni, matematika atau bahkan olahraga.
Pembagian anak berkebutuhan khusus yang sering digunakan di Indonesia yang berhak memperoleh pendidikan khusus oleh Direktorat Pendidikan Luar Biasa adalah sebagai berikut
1. Tunanetra (A)
Adalah mereka yang mengalami gangguan daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, yang membutuhkan penyesuaian pelayanan pendidikan. Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB A
2. Tunarungu (B)
Adalah mereka yang mengalami kehilangan kemampuan pendengaran menyeluruh atau sebagian,
Ada dua kelompok tunarungu yaitu:
a) Kurang dengar, yaitu mereka yang kehilangan pendengaran kurang dari 90 dB.
b) Tuli, yaitu mereka yang kehilangan pendengaran di atas 90 dB.
Seorang Tuna Rungu dari kecil juga akan mengalami kesulitan bicara atau tuna wicara. Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB B
3. Tuna grahita
Adalah mereka yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental disertai ketidakmampuan untuk belajar dan menyesuaikan diri.
C Tunagrahita Ringan (IQ = 50 - 70)
C1 Tunagrahita Sedang (IQ = 25 - 50)
C2 Tunagrahita Berat (IQ < 25)
Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB C
4. Tunawicara
Adalah mereka yang mengalami gangguan dalam berbicara diakibatkan oleh kelaianan/kerusakan pada organ bicara. Tapi biasa seorang tuna rungu juga mengalami kesulitan bicara.
5. Tunadaksa
Adalah mereka yang memiliki kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, otot, sendi, dan pada sisstem saraf pusat) sehingga membutuhkan penyesuaian layanan Pendidikan. Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB D
6. Tunalaras
Adalah mereka yang mengalami gangguan emosi dan perilaku sehingga mengalami kesulitan dalam bertingkah laku dan membutuhkan penyesuaian layanan pendidikan. Sekolah khusus yang menyediakan pendidikan khusus adalah SLB E
7. Anak berbakat
Termasuk anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI dan BI)
8. Tunaganda
Adalah mereka yang memiliki dua atau lebih kelainan, sehingga membutuhkan penyesuaian layanan Pendidikan.
9. Anak Berkesulitan Belajar
10. Anak Autisme
Anak yang memiliki gangguan perkembangan pervasif.
11. Anak dengan gangguan Konsentrasi dan Perhatian (ADD/ADHD)
12. Lambat Belajar (IQ 70-90)
13. Korban Penyalahgunaan Narkoba/HIV/AIDS
14. Anak Indigo
Anak-anak yang memiliki indra keenam.
11. Anak dengan gangguan Konsentrasi dan Perhatian (ADD/ADHD)
12. Lambat Belajar (IQ 70-90)
13. Korban Penyalahgunaan Narkoba/HIV/AIDS
14. Anak Indigo
Anak-anak yang memiliki indra keenam.
Referensi
Santrock, John.W. Educational Psychology. Mc Graw Hill, 2008.
Tiel, Julia Maria van. Anakku Terlambat Bicara. Jakarta, Prenada, 2007.
Komentar
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda