Penalaran
Kemampuan menalarlah yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar inilah kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup (survival). Manusia mampu mengembangkan kemampuannya karena dua hal, yaitu yang pertama manusia mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat. Hal yang ke 2, manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut kerangka berpikir tertentu.
Penalaran pada hakikatnya adalah proses berpikir dalam rangka menarik kesimpulan atau menemukan kebenaran.
Ciri-ciri penalaran sebagai kegiatan berpikir
Untuk melakukan kegiatan penalaran analitis , maka kegiatan tersebut awalnya harus diisi dulu oleh sebuah materi pengetahuan yang benar. Pengetahuan yagn digunakan dalam penalaran biasanya berdasarkan rasio ataupun fakta.
Rasionalisme adalah aliran yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran. Rasionalisme memakai cara penalaran deduktif.
Empirisme adalah paham yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia adalah sumber kebenaran. Cara penalaran yang digunakan oleh paham empirisme adalah penalaran induktif.
Penalaran ilmiah diapaki untuk meningkatkan mutu ilmu dan teknologi. Penalaran ilmiah menggunakan gabungan dari penalaran induktif dan deduktif.
Logika
Penalaran merupakan proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan. Supaya pengetahuan yang didapat benar maka penarikan kesimpulan harus dilakukan dengan benar atau mengikuti pola tertentu. Cara penarikan kesimpulan disebut logika. Ada dua cara penarikan kesimpulan yaitu logika induktif dan logika deduktif.
Induksi merupakan cara berpikir dengan melakukan penarikan kesimpulan yang bersifat umum/general berdasarkan kasus-kasus individu/spesifik. Kentungan kesimpulan yang bersifat umum ini yang pertama adalah ekonomis. Dan yang ke 2 bahwa kesimpulan umum ini memungkinkan proses penalaran berikutnya baik induktif maupun deduktif. Dengan demikian memungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan secara sistematis
Deduksi merupakan cara berpikir untuk melakukan penarikan kesimpulan dari peryataan umum menjadi pernyataan khusus. Penalaran deduktif menggunakan pola berpikir silogisme. Dari premis mayor dan premis minor kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Contoh
Semua mahluk memiliki mata - premis mayor
Si A adalah makhluk - premis minor
Jadi Si A memiliki mata - kesimpulan
Ketepatan penarikan kesimpulan bergantung pada kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan cara/keabsahan penarikan kesimpulan.
Baik logika deduktif maupun induktif menggunakan pengetahuan sebagai premis-premisnya berupa pengatahuan yang dianggapnya benar. Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif untuk menyusun pengetahuannya. Premis yang digunakannya berasal dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima.
Dari sini kemudia muncul paham idealisme. Yaitu paham yang mengakui bahwa sudah ada prinsip yang ada jauh sebelum manusia memikirkannya. Prinsip yang sudah ada ini dapat diketahui manusia memlalui kemampuan berpikir rasionalnya.
Para pemikir rasional ini cenderung subjektif, jika tidak ada konsensus yang disepakati. Karena ide/prinsip bagi si A belum tentu sama dengan si B.
Berlawanan dengan kaum rasionalis, kaum empiris mendapatkan pengetahuan melalui pengalaman yang bersifat konkret yang diperoleh lewat tangkapan panca indera manusia. Gejala-gejala yang diamati kemudian ditelaah lebih lanjut dan mendapatkan pola tertentu setelah mendapat karakteristik persamaan dan pengulanngan .dari pengamatan. Kaum empiris menganggap bahwa dunia fisik adalah nyata karena merupakan gejala yang tertangkap panca indera.
Teori kebenaran
Apa syarat agar penarikan kesimpulan menghasilkan kesimpulan yang benar.? Peryataan dan penarikan kesimpulan harus konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang telah dianggap benar. Teori ini juga dikenal dengan teori koherensi yaitu bahwa pernyataan dianggap benar jika koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya.
Matematika adalah bentuk pengetahuan yang berdasarkan teori koherensi. Cara berpikir dedukif menganut teori koherensi.
Teori lainnya adalah teori korespondensi. Teori yang menyatakan suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan itu berkorespondensi atau berhubungan dengan objek yang dituju pernyataan itu. Objek di sini bersifat faktual. Jadi pernyataan benar jika berdasar fakta yang benar. Misalnya pernyataan ibu kota jawa barat adalah bandung adalah benar maka karena benar juga secara fakta.
Teori pragmatis memandang bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria bahwa pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Jadi pernyataan itu benar jika pernyataan itu konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Kriteria kebenaran pragmatis ini bisa digunakan oleh para ilmuwan dilihat dalam perseptif waktu. Semakin berjalan waktu jika kegunaannya sudah tidak ada maka pengetahuan itu akan ditinggalkan orang. Untuk bidan g ertentu pengetahuan ilmiah memah tidak berumur panjang.
Referensi
Suriasumantri, Jujun, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, PT Pancaraintan Indahgraha, Jakarta, 2007
Kemampuan menalarlah yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar inilah kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup (survival). Manusia mampu mengembangkan kemampuannya karena dua hal, yaitu yang pertama manusia mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat. Hal yang ke 2, manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut kerangka berpikir tertentu.
Penalaran pada hakikatnya adalah proses berpikir dalam rangka menarik kesimpulan atau menemukan kebenaran.
Ciri-ciri penalaran sebagai kegiatan berpikir
- logis, kegiatan berpikir dengan pola tertentu
- analitis,
Untuk melakukan kegiatan penalaran analitis , maka kegiatan tersebut awalnya harus diisi dulu oleh sebuah materi pengetahuan yang benar. Pengetahuan yagn digunakan dalam penalaran biasanya berdasarkan rasio ataupun fakta.
Rasionalisme adalah aliran yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran. Rasionalisme memakai cara penalaran deduktif.
Empirisme adalah paham yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia adalah sumber kebenaran. Cara penalaran yang digunakan oleh paham empirisme adalah penalaran induktif.
Penalaran ilmiah diapaki untuk meningkatkan mutu ilmu dan teknologi. Penalaran ilmiah menggunakan gabungan dari penalaran induktif dan deduktif.
(Sumber: Pixabay/Mohammed_Hassan) |
Logika
Penalaran merupakan proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan. Supaya pengetahuan yang didapat benar maka penarikan kesimpulan harus dilakukan dengan benar atau mengikuti pola tertentu. Cara penarikan kesimpulan disebut logika. Ada dua cara penarikan kesimpulan yaitu logika induktif dan logika deduktif.
Induksi merupakan cara berpikir dengan melakukan penarikan kesimpulan yang bersifat umum/general berdasarkan kasus-kasus individu/spesifik. Kentungan kesimpulan yang bersifat umum ini yang pertama adalah ekonomis. Dan yang ke 2 bahwa kesimpulan umum ini memungkinkan proses penalaran berikutnya baik induktif maupun deduktif. Dengan demikian memungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan secara sistematis
Deduksi merupakan cara berpikir untuk melakukan penarikan kesimpulan dari peryataan umum menjadi pernyataan khusus. Penalaran deduktif menggunakan pola berpikir silogisme. Dari premis mayor dan premis minor kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Contoh
Semua mahluk memiliki mata - premis mayor
Si A adalah makhluk - premis minor
Jadi Si A memiliki mata - kesimpulan
Ketepatan penarikan kesimpulan bergantung pada kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan cara/keabsahan penarikan kesimpulan.
Baik logika deduktif maupun induktif menggunakan pengetahuan sebagai premis-premisnya berupa pengatahuan yang dianggapnya benar. Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif untuk menyusun pengetahuannya. Premis yang digunakannya berasal dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima.
Dari sini kemudia muncul paham idealisme. Yaitu paham yang mengakui bahwa sudah ada prinsip yang ada jauh sebelum manusia memikirkannya. Prinsip yang sudah ada ini dapat diketahui manusia memlalui kemampuan berpikir rasionalnya.
Para pemikir rasional ini cenderung subjektif, jika tidak ada konsensus yang disepakati. Karena ide/prinsip bagi si A belum tentu sama dengan si B.
Berlawanan dengan kaum rasionalis, kaum empiris mendapatkan pengetahuan melalui pengalaman yang bersifat konkret yang diperoleh lewat tangkapan panca indera manusia. Gejala-gejala yang diamati kemudian ditelaah lebih lanjut dan mendapatkan pola tertentu setelah mendapat karakteristik persamaan dan pengulanngan .dari pengamatan. Kaum empiris menganggap bahwa dunia fisik adalah nyata karena merupakan gejala yang tertangkap panca indera.
Teori kebenaran
Apa syarat agar penarikan kesimpulan menghasilkan kesimpulan yang benar.? Peryataan dan penarikan kesimpulan harus konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang telah dianggap benar. Teori ini juga dikenal dengan teori koherensi yaitu bahwa pernyataan dianggap benar jika koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya.
Matematika adalah bentuk pengetahuan yang berdasarkan teori koherensi. Cara berpikir dedukif menganut teori koherensi.
Teori lainnya adalah teori korespondensi. Teori yang menyatakan suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan itu berkorespondensi atau berhubungan dengan objek yang dituju pernyataan itu. Objek di sini bersifat faktual. Jadi pernyataan benar jika berdasar fakta yang benar. Misalnya pernyataan ibu kota jawa barat adalah bandung adalah benar maka karena benar juga secara fakta.
Teori pragmatis memandang bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria bahwa pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Jadi pernyataan itu benar jika pernyataan itu konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Kriteria kebenaran pragmatis ini bisa digunakan oleh para ilmuwan dilihat dalam perseptif waktu. Semakin berjalan waktu jika kegunaannya sudah tidak ada maka pengetahuan itu akan ditinggalkan orang. Untuk bidan g ertentu pengetahuan ilmiah memah tidak berumur panjang.
Referensi
Komentar
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda