Langsung ke konten utama

Anak, Keluarga, dan Karir, Bisakah Selalu Beriringan?

Banyak orang berkata sejak  dahulu  perempuan itu makhluk unik dan hebat. Dia terlihat lemah tetapi sekaligus kuat. Bagaimana tidak? Perempuan itu bisa menjalani berbagai peran sekaligus. 

Dari peran tradisionalnya saja, perempuan itu sudah multi peran. Baik itu menjadi istri, melahirkan anak, mengurus bayi, membesarkan dan mendidik anak, juga mengurus rumah. Belum lagi perempuan juga sering membantu tugas para bapak atau keluarga. Mungkin dari itu wanita-wanita pahlawan di tanah air, seperti Ibu Dewi Sartika mendirikan Sekolah Kepandaian Putri. Karena ternyata banyak sekali keterampilan yang harus dimiliki perempuan untuk menjalani perannya.

Setelah zaman berganti, perempuan pun sama-sama menjadi sarjana seperti laki-laki. Tuntunan pun mulai berubah. Perempuan juga bisa bekerja dan berkarir di luar rumah, selain mengurus anak dan keluarga. Setelah lulus juga  cita-citaku dahuli seperti itu. Rasanya menjadi perempuan itu tantangan yang menakjubkan.

Kenyataannya, termasuk aku pribadi, ternyata tidak semulus itu. Keadaan masing-masing keluarga, suami, dan anak juga berbeda. Termasuk kepribadian sang ibu atau perempuan di sini juga berbeda. Ada perempuan yang tangguh ada yang biasa-biasa saja. Ada yang punya anak normal, ada yang punya anak berkebutuhan khusus. Ada yang didukung penuh keluarga, ada yang suaminya lebih memilih istrinya di rumah. 

Peran Ibu untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Bagi seorang anak, siapakah sosok yang paling ia butuhkan? Jawabannya tentu saja ibu, ibunya sendiri. Ya ibu, bukan nenek, bukan pengasuhnya. Dari ketika bayi lahir, ketika bayi itu menangis, siapa yang sebenarnya dicari bayi? Tentu ibunya. Ibunya yang selama 8 bulan lebih berbagi tubuh, darah, dan oksigen dengannya. Seorang bayi baru lahir yang menangis, akan tenang hanya mendengar suara ibunya. Suara yang sudah sangat akrab di telinganya sejak masih di dalam kandungan.

Setelah bayi menjadi anak semakin besar, ketergantungan terhadap ibunya biasanya mulai dikurangi. Banyak yang setelah bayi mulai besar atau setelah 3 bulan, sang ibu kembali berkarir atau mulai bekerja kembali. Sebenarnya benarkah bayi/anak tidak terlalu membutuhkan ibunya lagi setelah 3 bulan? Atau ibunya yang ingin mendidik anaknya untuk tidak bergantung padanya? Mungkin jawaban orang akan berbeda-beda. 

Bagaimana jika seorang anak itu anak berkebutuhan khusus? Menurutku berkebutuhan khusus artinya kebutuhan anak tersebut pun lebih ekstra. Perhatian kepada anak pun harus lebih ekstra. Kembali lagi ke pertanyaan di atas. Siapa yang paling dibutuhkan anak? Jawabku: Ibunya. Jadi, siapa yang harus ekstra hadir mendampingi anak berkebutuhan khusus, tentu ibunya. 

Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) perlu stimulasi dan penanganan yang lebih dari pada anak-anak normal. Sampai-sampai perlu sesi terapi khusus untuk ABK sesuai rekomendasi dari klinik tumbuh kembang anak. Yang perlu kita pahami, terapi ABK itu bukan kursus atau les tambahan. Yang diibaratkan setelah selesai terapi, pulang beres. 

Terapi yang telah diberikan terapis profesional itu suatu stimulus yang harus diulang di rumah secara rutin. Terapi pada ABK itu bagai kita membuat jalinan saraf baru, bukan sekedar seperti orang diberikan pengetahuan baru. Bagaikan penderita stroke yang kehilangan kemampuan gerak sehingga harus dilatih terus dengan susah payah, bukan bagai orang yang belajar trik baru. Semakin dini, dan semakin rutin penanganan ABK, tentu harapannya keberhasilannya semakin tinggi. Terutama yang dikejar itu pada masa golden age, di mana saraf anak masih berkembang. 

Kembali ke tema perempuan sebagai Ibu di atas, apa yang mau saya garis bawahi? 
Ada kalanya peran wanita sebagai ibu, istri, sebagai pembelajar, sebagai orang yang ingin berkarir dan berkarya, tidak bisa dijalankan berbarengan dalam waktu yang bersamaan. Sebagai ibu, kadang kita harus ikhlas, jika peran atau cita-cita yang lain terkesampingkan atau tertunda. Paling tidak, sediakanlah waktu  lima tahun ekstra mendampingi ABK. Karena itu tadi, golden age anak. Ya, waktunya hanya sekian tahun di masa balita. Suatu waktu yang tidak bisa diputar mundur, jika sudah lewat masanya. Menjadi ibu ABK pun kita pelu banyak belajar hal baru, dan mengasuh anak adalah pekerjaan dan karya kita.

Jalan Masih Panjang 

Banyak yang berkata berkarir dan berumah tangga itu bisa sejalan. Ada yang berkata bahwa jalan mencari rezeki, dan berkeluarga itu sesuatu yang jangan dipisahkan. Namun bolehkah jika aku juga berkata bahwa anak-anak akan besar tanpa kita sadari. Tiba-tiba anak-anak menjauh dari orang tuanya, tiba-tiba tak mau dipeluk. Tiba-tiba anak-anak ingin sendiri dan mencari jati dirinya sendiri. Bolehkah jika aku berkata lain, nikmatilah menjadi ibu secara penuh, selagi anak-anak benar-benar membutuhkan ibunya. Bolehkah jika aku mengatakan bahagia dan rezeki tak ditentukan oleh karir kita di luar rumah. Melihat kemajuan perkembangan anak yang kita asuh sendiri itu juga hal membahagiakan, hal yang berharga, bukan?

Puluhan tahun sudah kita jalani sebelum menjadi ibu. Dan puluhan tahun lagi kemungkinan kita masih hidup. Jalan masih panjang. Kesempatan masih luas.
Dan untuk belajar dan berkarya, sebelum hembusan nafas terakhir kita, banyak kesempatan nanti untuk kita melakukannya. 

Akhir kata, ingin kusampaikan bahwa kita tak perlu memaksakan untuk menjadi super woman dengan melakukan semua peran sekaligus. Lakukan yang paling perlu pada masanya, nikmatilah, dan berbahagialah. Apapun yang kita lakukan untu keluarga kita, di situlah kita belajar dan berkarya. Pernah kudengar pepatah, seorang ibu ibarat mentari dalam keluarga. Jika kita, seorang ibu bahagia, kebahagiaan itu akan terpancar dalam keluarga, dan keluarga pun akan bahagia. Karena itu berbahagialah, apapun pilihan peran yang kita ambil. 

By: NanaFe

Peluk Hangat untuk Ibu dengan ABK
Salam dan peluk hangat untuk orang tua ABK di mana pun berada. Karena kutahu ibu-ibu dengan ABK pasti ibu-ibu yang kuat dan tangguh. Ibu-ibu yang mungkin juga sering menangis sendirian, baik karena mencemaskan putra/putrinya atau karena lelah hatinya. Namun tangisan itu tak menyebabkan lemah atau kendur semangatnya berjuang mendampingi anaknya.🤗🤗


Komentar

Popular Posts

Penelitian Etnografi

PENGERTIAN               Penelitian etnografi adalah termasuk salah satu pendekatan dari penelitian kualitatif. Penelitan etnografi di bidang pendidikan diilhami oleh penelitian sejenis yang dikembangkan dalam bidang sosiologi dan antropologi. Penelitian etnografi pernah dilakukan oleh peneliti bernama Jonathan Kozol, dalam rangka melukiskan perjuangan dan impian para warga kulit hitam dalam komunitas yang miskin dan terpinggirkan di daerah Bronx, New York [1] . Penelitian kualitatif dengan pendekatan ini kemudian banyak diterapkan dalam meneliti lingkungan pendidikan atau sekolah.                          Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding & Voegtle, Etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos dan grapho s. Yang berarti tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertent

Asumsi dalam Ilmu (Ontologi Filsafat Ilmu bag 3)

by dwining bintarawati Asumsi dalam Ilmu Waktu kecil segalanya kelihatan besar, pohon terasa begitu tinggi, orang-orang tampak seperti raksasa Pandangan itu berubah setelah kita berangkat dewasa, dunia ternyata tidak sebesar yang kita kira, wujud yang penuh dengan misteri ternyata hanya begitu saja. Kesemestaan pun menciut, bahkan dunia bisa sebesar daun kelor, bagi orang yang putus asa. Katakanlah kita sekarang sedang mempelajari ilmu ukur bidang datar (planimetri). Dengan ilmu itu kita membuat kontruksi kayu bagi atap rumah kita. Sekarang dalam bidang datar yang sama bayangkan para amuba mau bikin rumah juga. Bagi amuba bidang datar itu tidak rata dan mulus melainkan bergelombang, penuh dengan lekukan yang kurang mempesona. Permukaan yang rata berubah menjadi kumpulan berjuta kurva. Asumsi dan Skala Observasi Mengapa terdapat perbedaan pandangan yang nyata terhadap obyek yang begitu kongkret sperti sebuah bidang? Ahli fisika Swiss Charles-Eugene Guye menyimpulkan gejala itu

Pengertian dan Tujuan Pendidikan menurut UU Sisdiknas

Karena UU Sisdiknas itu puanjang, aku kutipin sebagian tentang pengertian dan tujuan pendidikan menurut UU RI No 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal-pasal ini minimal akan sering kita pakai untuk rujukan diawal Check this out BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1  Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 3. Sistem pendidikan nasional adalah   keseluruhan komponen pendidikan yang sali

Filsafat Pendidikan Realisme

BAB I PENDAHULUAN A.      LATAR BELAKANG Filsafat pendidikan adalah aplikasi dari filsafat umum dalam pendidikan. Berbeda dengan Filsafat Umum yang objeknya adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu. Filsafat Khusus /terapan mempunyai objek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang dalam hal ini adalah pendidikan. Filsafat pendidikan menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang cara dan hasilnya serta hakikat ilmu pendidikan yang bersangkut paut terhadap struktur kegunaannya. Seperti halnya filsafat yang lain, filsafat pendidikanpun bersifat spekulatif, preskriptif dan analitik. Spekulatif artinya filsafat pendidikan membangun teori-teori tentang hakikat pendidikan manusia, hakikat masyarakat dan hakikat dunia. Preskriptif artinya filsafat pendidikan menentukan tujuan pendidikan yang harus diikuti dan dicapai. Analitik artinya filsafat pendidikan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang spekulatif dan perspektif. Filsafat ilm

Pendekatan Evaluasi Program Berorientasi Tujuan ( Objective – Oriented Evaluation Approach)

Pendahuluan Dari awal pesatnya perkembangan evaluasi pendidikan tahun 60-70 an sampai sekarang , para ahli telah mengembangkan sekitar 50 model/pendekatan evaluasi Banyaknya model ini juga didasarkan oleh beberapa pendekatan pada evaluasi , jenis/bentuk evaluasi juga tujuan evaluasi. Evaluasi program merupakan proses deskripsi , pengumpulan data dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Berdasarkan objektivisme dan subjektivisme, 50 model yang ada sebenarnya bisa dikelompokkan menjadi 6 pendekatan, yaitu 1. Pendekatan berorientasi tujuan ( objectives-oriented approaches/goal oriented approach ) 2. Pendekatan berorientasi manajemen ( management – oriented approaches ) 3. Pendekatan berorientasi pemakai ( consumer – oriented approaches ) 4. Pendekatan berorentasi kepakaran ( expertise – oriented approaches ) 5. Pendekatan berorientasi ketidaksamaan ( adversary-eriented appr