Langsung ke konten utama

Perpustakaan Kita, Jendela Dunia, Jendela Hati (1)

Alasan terbesar Nana ingin masuk ITB adalah Aa. Nana ingat bagaimana bahagianya dan bangganya Aa saat diterima di ITB. Tetapi karena itu jugalah, Nana merasa Aa semakin tak punya waktu untuk Nana. Dahulu waktu SMA, Nana bisa bertemu 3 kali seminggu dengan Aa. Rumah Aa juga tidak terlalu jauh dari sini. Sepulang bimbel atau kursus sering bertemu.
"Menjadi mahasiswa sesibuk itukah?" pikir Nana.

Ah, sejak itu Nana akhirnya jadi semakin penasaran dengan ITB. Kakak pertama Nana, sebenarnya juga baru lulus dari ITB. Tetapi entah, dahulu Nana tidak setertarik ini. Mungkin alasan terbesar Nana ingin sekampus dengan pacar. 

Nana bahagia, saat pertama kali Aa mengajaknya jalan-jalan di perpustakaan pusat ITB. Letaknya di dekat jalan taman sari, dekat Sabuga. Perpustakaan yang besar,  bertingkat 4, dan membuatku bangga berkuliah di sini. Dan di sini juga kencan pertama Nana di kampus bareng Aa. Tetapi Aa serius juga kalau sedang belajar. Sampai-sampai Nana tak berani menganggu. Tetapi menghabiskan waktu di sini berdua dengan Aa saja, sudah menbuat Nana bahagia. Belum lagi, mereka bisa pulang bersama selepas dari perpustakaan.

Hari ini, kelima kalinya Nana janji dengan Aa di perpustakaan. Kemarin Aa mengirim WA ke Nana.
"Na, tapi Aa ga bisa nemenin Nana lama-lama di kampus, ya. Waktu itu juga Nana bisa pulang sendiri, kan?"
"Buat Nana, 30 menit bersama Aa saja sudah senang, " jawab Nana.
Memang begitulah Nana yang sangat mencintai Aa-nya. Bisa bertemu di kampus 30 menit, seperti minggu lalu saja, sekarang sudah cukup berharga. 
"Ternyata setelah masuk ITB pun, mencari waktu bersama Aa itu sulit," keluh Nana dalam hati.
Sudah 30 menit dari waktu yang dijanjikan, Aa belum juga datang. Nana membuka WA, Aa tak mengirim pesan apa-apa.
"Aa di mana?", ketik Nana. Tetapi akhirnya ia hapus lagi. "Mungkin Aa sudah jalan."
Nana mencoba fokus lagi pada buku yang dibaca.

"Jam berapa ini?" pikir Nana.
Nana larut membaca buku, baru sadar Aa belum juga datang. Nana melihat jam tangan. Sudah lewat dari 50 menit. Akhirnya Nana menulis pesan.
"Aa di mana? Kalau Aa naik ke tempat biasa, Nana ga ada, Nana masih di Mushola, ya."
Nana berpikir mungkin Aa juga sholat dahulu.

Dari Mushola, Nana kembali ke tempat tadi. Ternyata Aa belum juga datang. Nana memeriksa kembali WA. Dua centang biru, tetapi belum ada balasan dari Aa.
Dengan malas Nana membuka-buka halaman buku. Tak ada yang masuk di kepala Nana, Nana cuma ingin Aa cepat datang. 
Ada notifikasi pesan masuk dari Aa. Nana mulai antusias.
"Nana maaf. Aa ga bisa ke perpus. Aa ada tugas kelompok, lagi ditunggu temen-temen Aa. Nana pulang aja. Hati-hati, ya!"
Nana kecewa, tetapi apa mau dikata. Ia pun melangkah keluar perpustakaan dengan gontai. Ia sangat berharap bertemu Aa sebenarnya.
____

Sekarang hari Senin. Sebenarnya kuliah Nana sudah berakhir sebelum waktu makan siang. Tetapi Nana ada janji bertemu Aa pukul 14.30. Hari Sabtu dan Minggu Aa sibuk, mereka belum bertemu. Aa berkata akan menebusnya di hari Senin.
Alia, teman sekelas Nana, tumben, Nana minta ditemani makan siang pun, dia tak bisa. Begitu selesai makan siang, Nana memutuskan langsung menunggu di perpustakaan. 
"Dari pada bingung mau ke mana, lebih baik di sini sambil belajar," pikir Nana. 

Sekarang pukul 14.15, dan Nana haus. Masih ada waktu 15 menit lagi. Aa tahunya Nana ada di perpustakaan.
"A, Nana mau beli minuman. WA Nana kalau Aa sudah sampai," Nana mengirim pesan WA buat Aa
Nana bergegas turun, ia ingin pergi dan kembali secepatnya. 

Setelah minum di tempat. Nana juga membeli jajanan coklat kesukaan Nana, cemilan kesukaan Aa, 2 susu kotak, satu rasa plain kesukaan Aa, satu rasa mocca kesukaan Nana. Begitu membayar, Nana bergegas kembali. Saat sedang berjalan, Nana seperti melihat sosok mirip Aa di samping gedung.
Tetapi Nana ragu. 
"Memang untuk apa Aa di sana, kalau datang pasti langsung ke atas," pikir Nana.

Nana berjalan masuk sambil memeriksa WA. Aa belum membaca WA-nya.Tiba-tiba Nana berbalik, ingin rasanya memeriksa ke samping gedung perpustakaan.

Dengan mata kepalanya sendiri, Nana melihat seorang mahasiswi dengan manjanya tak mau melepaskan tangan Aa. Nana pun melihat Aa memandang gadis itu dengan tatapan yang berbeda. Nana mengerti apa arti tatapan itu.
Hati Nana seperti rasanya ditusuk. Dada rasanya perih. Nana pun tak tahu harus berbuat apa. Air mata langsung menggenangi pelupuk matanya. Tubuhnya mendadak lemas, Nana hanya bisa diam mematung. Mau memanggil nama Aa pun rasanya tak bisa. 

Aa rupanya merasa ada yang memperhatikan. Aa berbalik. Ia kaget melihat Nana berdiri memperhatikan mereka.
"Nana?" seru Aa terlihat terkejut dan panik.

______

Dua tahun sudah berlalu setelah Nana putus dengan Aa. Dari Alia yang pintar mencari gosip terbaru, katanya Aa  pun sekarang sudah putus dengan perempuan waktu itu. 
"Tetap, apa urusannya denganku?" pikir Nana berusaha cuek.
Nana sudah tak mau mempedulikan urusan Aa lagi. Sudah kapok.

Hari ini, setelah tadi dari perpustakaan jurusan, tiba-tiba Nana ingin mengecek referensi ke perpustakaan pusat. Sudah 2 tahun lamanya Nana tak pergi ke perpustakaan pusat. Dua tahun lamanya ia menghindari kenangan buruk di perpustakaan pusat. Selama dua tahun itu, Nana hanya mengandalkan perpustakaan jurusan, sembari bersembunyi di balik trauma asmaranya. Sekarang, semua sudah benar-benar berlalu, saatnya kembali menengok perpustakaan pusat.

Nana ingat betapa ia dahulu menyukai tempat ini, bukan karena dahulu ini tempat kencannya di kampus, tetapi Nana memang suka suasana perpustakaan ini. Luas, lapang, banyak tempat untuk belajar dan membaca. Dan juga tenang. Setiap lantai ada suasana yang berbeda, tinggal memilih yang kita suka.
_____

Minggu demi minggu berlalu, Nana menjadi rutin mengunjungi perpustakaan pusat. Ia menemukan pojok favorit yang lumayan nyaman dan tenang menurutnya. Sekarang, belajar, mengerjakan tugas, membuat laporan, atau sekedar mengutak-atik laptopnya, ia lakukan di situ. Akhir-akhir ini, Nana menyadari ada seseorang juga yang menyukai pojok favoritnya. Ia sering duduk tak jauh darinya, berjarak dua meja besar. Karena tubuhnya yang jangkung di atas rata-rata, Nana jadi mengenalinya. 

Nana biasanya tak suka memperhatikan orang, ia bukan orang kepoan. Kali ini, tak sadar ia menoleh ke arah pemuda itu. Meski jangkung, badannya tegap, tak bungkuk. 
"Ia pasti gemar berolah raga.Tak seperti aku yang lari di ujian olahraga saja kewalahan," pikir Nana.
Pemuda itu pun rupanya tak sengaja menoleh ke arah Nana. Tahu Nana melihat ke arahnya, ia mengangguk sopan. Nana pun mengangguk malu. Malu karena kedapatan memperhatikan orang lain.

Hari berganti hari. Karena sudah saling mengenali sebagai pengunjung rutin di lantai dan pojok yang sama, Nana dan pemuda jangkung itu saling mengangguk dan tersenyum jika berpapasan di perpustakaan. Tetapi sore itu, pemuda  itu tak canggung menghampiri Nana yang berjalan menuju mejanya.
"Kamu rajin, ya, kulihat sering sekali belajar di perpus."
"Bukannya kamu juga?" balasku sambil tertawa. 
"Gitu, ya?"
Mereka pun tertawa bersama.
"Namaku Dito. Boleh aku ikut duduk di meja ini? Lebih asyik kayaknya kalau ada teman. Aku ga ganggu kamu, kan?"
"Eh, iya gapapa. Ada teman bagus juga," balasku. Nana pun menggeser beberapa buku dan barangnya. Mereka tampak mudah akrab seperti sudah kenal lama.
"Oh, ya. Boleh tahu namamu?"
"Oh, aku Nana."

____

(Bersambung)

Tulisan ini dipersembahkan untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog, tantangan fiksi dengan unsur ITB; tantangan fiksi dari my bro; juga tantangan menulis tema perpustakaan KLIP.


Komentar

  1. Perpus pusat juga tempat favorit saya selain sunken court teh. Adem, sepi dan legaaa.. aah jadi kangen pengen masuk sana lagi 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ia sama kangeeen aku juga. Alumni masih boleh masuk ga, sih?

      Hapus
  2. Wah bersambung haha! Ditunggu lanjutannya :D

    BalasHapus
  3. kenapa bersambung ahaha, pembaca penasaran Teh :D

    BalasHapus
  4. aduh lagi seru! perpus skr ama perpus dulu asa beda ya teeh.. skr (sebelum pandemi) ramee bgt, dl perasaan pas mau ke atas teh serem ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ini dia anak perpustakaan jaman now hihu

      Hapus
  5. Jaman dulu perpustakaan pusat terlihat captivating dengan warna ungunya, sekarang sudah bukan ungu lagi, jadi tampak kurang gimanaa gitu ehehe.

    Aduh kisah romansanya menarik ya. Aa, Dito, dan Nana. :)

    Ah tapi yang pasti sama Aa jelas sudah bubye ya, gitu sih orangnya, mendua, hhmmm.. Semoga Nana tidak tergoda kalau Aa mendekati lagi. Buka lembaran baru dengan Dito, berkenalan lebih dekat.

    Ditunggu lanjutannya ya Mba Gina :)

    BalasHapus
  6. Kok bersambung sih? ayo lanjutkaaaaaannnnn !!!!

    BalasHapus
  7. Hiyyaaa... bersambung. Pas lagi penasaran banget. Lanjut ke bagian 2.

    BalasHapus
  8. aaahhhhh kzl
    digantuuunggg ceritanyaaaa hahahha

    duh perpus, jaman belum warna warni kaya sekarang aja udah nyaman ya
    tp ga berani juga si terlalu mojok, asa keueung huihihi

    BalasHapus
  9. yaaa baru ketemu Dito kok bersambung ini. Kan jadi penasaran Dito dan Nana akan bagaimana, hehehe

    BalasHapus
  10. Nana... tabahkan hatimu. Pria di dunia ini bukan cuma AA aja. Apalagi di kampus Ganesha 😁 banyak kok kumbangnya 🐝

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar Anda

Popular Posts

Penelitian Etnografi

PENGERTIAN               Penelitian etnografi adalah termasuk salah satu pendekatan dari penelitian kualitatif. Penelitan etnografi di bidang pendidikan diilhami oleh penelitian sejenis yang dikembangkan dalam bidang sosiologi dan antropologi. Penelitian etnografi pernah dilakukan oleh peneliti bernama Jonathan Kozol, dalam rangka melukiskan perjuangan dan impian para warga kulit hitam dalam komunitas yang miskin dan terpinggirkan di daerah Bronx, New York [1] . Penelitian kualitatif dengan pendekatan ini kemudian banyak diterapkan dalam meneliti lingkungan pendidikan atau sekolah.                          Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding & Voegtle, Etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos dan grapho s. Yang berarti tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertent

Asumsi dalam Ilmu (Ontologi Filsafat Ilmu bag 3)

by dwining bintarawati Asumsi dalam Ilmu Waktu kecil segalanya kelihatan besar, pohon terasa begitu tinggi, orang-orang tampak seperti raksasa Pandangan itu berubah setelah kita berangkat dewasa, dunia ternyata tidak sebesar yang kita kira, wujud yang penuh dengan misteri ternyata hanya begitu saja. Kesemestaan pun menciut, bahkan dunia bisa sebesar daun kelor, bagi orang yang putus asa. Katakanlah kita sekarang sedang mempelajari ilmu ukur bidang datar (planimetri). Dengan ilmu itu kita membuat kontruksi kayu bagi atap rumah kita. Sekarang dalam bidang datar yang sama bayangkan para amuba mau bikin rumah juga. Bagi amuba bidang datar itu tidak rata dan mulus melainkan bergelombang, penuh dengan lekukan yang kurang mempesona. Permukaan yang rata berubah menjadi kumpulan berjuta kurva. Asumsi dan Skala Observasi Mengapa terdapat perbedaan pandangan yang nyata terhadap obyek yang begitu kongkret sperti sebuah bidang? Ahli fisika Swiss Charles-Eugene Guye menyimpulkan gejala itu

Pengertian dan Tujuan Pendidikan menurut UU Sisdiknas

Karena UU Sisdiknas itu puanjang, aku kutipin sebagian tentang pengertian dan tujuan pendidikan menurut UU RI No 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal-pasal ini minimal akan sering kita pakai untuk rujukan diawal Check this out BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1  Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 3. Sistem pendidikan nasional adalah   keseluruhan komponen pendidikan yang sali

Filsafat Pendidikan Realisme

BAB I PENDAHULUAN A.      LATAR BELAKANG Filsafat pendidikan adalah aplikasi dari filsafat umum dalam pendidikan. Berbeda dengan Filsafat Umum yang objeknya adalah kenyataan keseluruhan segala sesuatu. Filsafat Khusus /terapan mempunyai objek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang dalam hal ini adalah pendidikan. Filsafat pendidikan menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang cara dan hasilnya serta hakikat ilmu pendidikan yang bersangkut paut terhadap struktur kegunaannya. Seperti halnya filsafat yang lain, filsafat pendidikanpun bersifat spekulatif, preskriptif dan analitik. Spekulatif artinya filsafat pendidikan membangun teori-teori tentang hakikat pendidikan manusia, hakikat masyarakat dan hakikat dunia. Preskriptif artinya filsafat pendidikan menentukan tujuan pendidikan yang harus diikuti dan dicapai. Analitik artinya filsafat pendidikan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang spekulatif dan perspektif. Filsafat ilm

Pendekatan Evaluasi Program Berorientasi Tujuan ( Objective – Oriented Evaluation Approach)

Pendahuluan Dari awal pesatnya perkembangan evaluasi pendidikan tahun 60-70 an sampai sekarang , para ahli telah mengembangkan sekitar 50 model/pendekatan evaluasi Banyaknya model ini juga didasarkan oleh beberapa pendekatan pada evaluasi , jenis/bentuk evaluasi juga tujuan evaluasi. Evaluasi program merupakan proses deskripsi , pengumpulan data dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Berdasarkan objektivisme dan subjektivisme, 50 model yang ada sebenarnya bisa dikelompokkan menjadi 6 pendekatan, yaitu 1. Pendekatan berorientasi tujuan ( objectives-oriented approaches/goal oriented approach ) 2. Pendekatan berorientasi manajemen ( management – oriented approaches ) 3. Pendekatan berorientasi pemakai ( consumer – oriented approaches ) 4. Pendekatan berorentasi kepakaran ( expertise – oriented approaches ) 5. Pendekatan berorientasi ketidaksamaan ( adversary-eriented appr