Metode Ilmiah
Sebelum teruji secara empiris, penjelasan rasional yagn diajukan statusnya hanya bersifat sementara yang biasa disebut hipotesis. Jadi hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap permasalahan yang sedang kita hadapi. Hipotesis berfungsi sebagai petunjuk jalan yagn membantu dalam melakukan penyelidikan.
Hipotesis ini disusun secara deduktif mengambil premis-premis pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan jembatan hipotesis ini maka metode ilmiah sering dikenal sebagai proses logico-hypothetico-verifikasi.
Proses induksi mulai memegang peranan penting pada tahap verifikasi atau tahap pengujian hipotesis. Pada tahap ini proses dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis ini didukung fakta atau tidak. Fakta – fakta ini harus relevan dengan hipotesis yagn kita ajukan. Kadang fakta ini sederhana dan bisa ditangkap oleh panca indera. Kadang-kadang kita membutuhkan instrumen yang rumit untuk membantu panca indera kita. Sering sekali suatu hipotesis baru bisa dibuktikan beberapa lama kemudian setealah ditemukan alat untuk membantu mengeumpulkan fakta yang bersangkutan. Seperti dalam fisika nuklir.
Alur berpikir dari metode ilmiah adalah sbb :
1. Perumusan masalah
Merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir
Kerangka berpikir ini disusun berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenaranya yang menjelaskan hubungan yang mungkin antara faktor yagn saling berkait dalam konstelasi permasalahan.
3. Perumusan hipotesis
Merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang merupakan jawaban sementara atas dugaan pertanyaan yang diajukan.
4. Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan.
5. Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis ditolak atau diterima berdasarkan fakta yang ditemukan. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuwan.
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya segera menjadi teori ilmiah yang kemudian dijadikan premis dalam mengembangkan hipotesis-hipotesis selanjutnya.
Namun kebenaran ilmu juga diintai oleh kesalahan. Kebenaran ilmiah masa lalu belum menjadi kebenaran ilmiah sekrang. Sifat pragmatis ilmu menjadi keleibihan sekaigus kekurangan ilmu. Namun ilmu dapat memberi jawaban postitif terhadap permasalahan dalam jangka waktu tertentu.
Struktur Pengetahuan Ilmiah
Sebuah hipotesis yang telah teruji secara formal diakui sebagai pernyataan pengetahuan ilmiah yang baru yang memperkaya khazanah ilmu yang telah ada. Ilmu bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan unuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan tersebut. Penjelasan keilmuwan memungkinkan kita meramalkan apa yang akan terjadi. Dan berdasarkan ramalan tersebut kita bisa melakukan upaya untuk mengontrol agar ramalan itu terjadi atau tidak.
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuwan. Contoh teori ekonomi makro dan mikro, teori mekanika Newton atau teori relativitas Einstein. Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. Hukum pada hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua buah variabel atau lebih dalam hubungan sebab-akibat. Contoh dalam teori ekonomi mikro terdapat hukum tentang permintaan dan penawaran. Teori menjelaskan “mengapa” gejala-gejala terjadi sedangkan hukum memberitahukan atau meramalkan “apa” yang mungkin terjadi.
Dalam teori keilmuwan kita juga mengenal prinsip. Prinsip adalah pernyataan yang bersifat umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu. Contony aprinsip ekonomi, atau prinsip kekekalan energi. Postulat adalah pernyataan yang diterima begitu saja kebenarannya walau tanpa pembuktian empiris. Kadang kita perlu postulat untuk menentukan titik awal. Sedangkan asumsi adalah pernyataan yang kebenarannya dapat diuji.
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Metode merupakan suatu prosedur mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.
Metodologi masuk dalam epistemologi yang membahas mengenai bagaimana kita mendapat pengetahuan. Epistemologi juga membahas apakah sumber-sumber pengetahuan? Apa hakikat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan? Apakah manusia dimungkinkan mendapatkan pengetahuan? Sampai tahap mana pengetahuan mungkin ditangkap manusia?
Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran yang mempunyai karakteristik tertentu yang diminta pengetahuan ilmiah. Karakteristik itu adalah sifat rasional dan teruji. Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif dan induktif. Di sinilah berarti metode ilmiah menggabungkan pendekatan rasional dan pendekatan empiris. Jadi teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama (i) harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya, tidak terjadi kontradiksi dengan teori keilmuwan secara keseluruhan, (ii) harus cocok dengan fakta-fakta empiris.
Hipotesis ini disusun secara deduktif mengambil premis-premis pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan jembatan hipotesis ini maka metode ilmiah sering dikenal sebagai proses logico-hypothetico-verifikasi.
Proses induksi mulai memegang peranan penting pada tahap verifikasi atau tahap pengujian hipotesis. Pada tahap ini proses dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis ini didukung fakta atau tidak. Fakta – fakta ini harus relevan dengan hipotesis yagn kita ajukan. Kadang fakta ini sederhana dan bisa ditangkap oleh panca indera. Kadang-kadang kita membutuhkan instrumen yang rumit untuk membantu panca indera kita. Sering sekali suatu hipotesis baru bisa dibuktikan beberapa lama kemudian setealah ditemukan alat untuk membantu mengeumpulkan fakta yang bersangkutan. Seperti dalam fisika nuklir.
Alur berpikir dari metode ilmiah adalah sbb :
1. Perumusan masalah
Merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir
Kerangka berpikir ini disusun berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenaranya yang menjelaskan hubungan yang mungkin antara faktor yagn saling berkait dalam konstelasi permasalahan.
3. Perumusan hipotesis
Merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang merupakan jawaban sementara atas dugaan pertanyaan yang diajukan.
4. Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan.
5. Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis ditolak atau diterima berdasarkan fakta yang ditemukan. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuwan.
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya segera menjadi teori ilmiah yang kemudian dijadikan premis dalam mengembangkan hipotesis-hipotesis selanjutnya.
Namun kebenaran ilmu juga diintai oleh kesalahan. Kebenaran ilmiah masa lalu belum menjadi kebenaran ilmiah sekrang. Sifat pragmatis ilmu menjadi keleibihan sekaigus kekurangan ilmu. Namun ilmu dapat memberi jawaban postitif terhadap permasalahan dalam jangka waktu tertentu.
Struktur Pengetahuan Ilmiah
Sebuah hipotesis yang telah teruji secara formal diakui sebagai pernyataan pengetahuan ilmiah yang baru yang memperkaya khazanah ilmu yang telah ada. Ilmu bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan unuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan tersebut. Penjelasan keilmuwan memungkinkan kita meramalkan apa yang akan terjadi. Dan berdasarkan ramalan tersebut kita bisa melakukan upaya untuk mengontrol agar ramalan itu terjadi atau tidak.
Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuwan. Contoh teori ekonomi makro dan mikro, teori mekanika Newton atau teori relativitas Einstein. Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. Hukum pada hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua buah variabel atau lebih dalam hubungan sebab-akibat. Contoh dalam teori ekonomi mikro terdapat hukum tentang permintaan dan penawaran. Teori menjelaskan “mengapa” gejala-gejala terjadi sedangkan hukum memberitahukan atau meramalkan “apa” yang mungkin terjadi.
Dalam teori keilmuwan kita juga mengenal prinsip. Prinsip adalah pernyataan yang bersifat umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu. Contony aprinsip ekonomi, atau prinsip kekekalan energi. Postulat adalah pernyataan yang diterima begitu saja kebenarannya walau tanpa pembuktian empiris. Kadang kita perlu postulat untuk menentukan titik awal. Sedangkan asumsi adalah pernyataan yang kebenarannya dapat diuji.
assalamualaikum..
BalasHapussenang sekali terdampar disini. kajian yang menarik. sy sempat membaca ttg penilaian yang mbak tulis blog ini, bagaimana posisi values (nilai) dalam evaluasi program ? apakah sebuah penilaian sarat dengan nilai atau bebas nilai ?
trims
salam
waalaikum salam neng rara makasih udah baca2 di sini, teteh jawab tapi blomt tentu bener ya...soalnya sama-sama belajar..value di sini menurut ku nilai atau manfaat dari program yang kita evaluasi..apa benar sesuai standar yang ada dan atau sesuai tujuan dan atau maksud yang melatarbelakangin dibuatnya suatu program pendidikan.
BalasHapussemoga jawabannya sedikit membantu ya...
thanks kak....materinya keren, sangat membantu saya dalam memahami metode ilmiah..tpi kak bisa nggak dijelaskan hubungannya dengan aliran positivisme ???
BalasHapus