Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang menerapkan pandangan, prinsip dan teori psikologi yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Psikologi sendiri berasal dari bahasa Yunani psyche yang berarti jiwa. Psikologi mempelajari perilaku dan proses mental manusia melalui metode penelitian ilmiah. Sehubungan dengan kajiannya ini banyak pandangan dan aliran dalam psikologi. Berbagai aliran ini mempengaruhi juga berbagai pendekatan dalam psikologi pendidikan.
Salah satu fokus dalam psikologi pendidikan adalah Kegiatan pendidikan yang berhubungan dengan siswa dan proses pembelajaran di dalam kelas. Ada 2 pendekatan mengenai pengertian belajar atau pembelajaran yaitu menurut aliran behaviorisme dan aliran kognitivisme. Aliran kognitif juga terbagi lagi menjadi sosial-kognitif, kognitif dan kognitif-konstruktivis.
Aliran yang mula-mula muncul adalah behaviorisme. Aliran ini mulai dikenal dengan percobaan classical conditioning yang dilakukan oleh Ivan Pavlov. Tokoh lain aliran ini kemudian adalah Skinner, dengan penelitiannya mengenai operant conditioning. Aliran behaviorisme menggunakan pendekatan stimulus dan respon dalam pembelajaran. Aliran ini mengedepankan pentingnya reinforcement dalam pembelajaran.
Sedangkan teori sosial kognitif dikembangkan oleh Bandura. Menurut Bandura bahwa faktor sosial dan kognitif, seperti halnya juga perilaku, memainkan peran penting dalam proses belajar. Bandura tidak begitu sependapat dengan aliran sebelumnya yaitu aliran behaviorisme, yang hanya mengedepankan perilaku. Karena menurutnya seperti yang dikutip oleh Santrock (2008), ketika siswa belajar mereka dapat secara kognitif mempertunjukkan atau mentransformasikan pengalamannya .
Aliran Behaviorisme ini tidak disetujuin oleh penganut kognitivisme. Benjamin Bloom melakukan kritik pada pendekatan behaviorisme dalam pembelajaran yaitu sulitnya memasukkan tujuan pembelajaran di kelas. Bloom kemudian memunculkan suatu taksonomi proses kognitif. Menurut teori kognitif, belajar melibatkan suatu proses mental yang disebut berpikir. Teori kognitif menggunakan pendekatan pemrosesan informasi untuk menjelaskan apa yang disebut informasi, memori/ingatan dan berpikir.
Teori kognitif-kontruktivist menekankan bahwa kognitif siswa berperan penting dalam membangun pengetahuan dan pemahamannya tentang objek yang dipelajarinya. Tokoh kognitif-kontruktivis adalah Piaget. Pendekatan lain dalam pembelajaran adalah pendekatan sosial-kontruktivis. Pendekatan ini menekankan bahwa dalam menghimpun pengetahuan dan pemahamannya siswa membutuhkan kerjasama dengan orang lain. Tokoh aliran ini adalah Vygotsky.
Kognisi dan teori kognitif
Kognisi bisa diartikan pikiran. Menurut Gagne seperti yang dikutip Jamaris (2010) bahwa kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada saat manusia sedang berpikir. Teori kognitif menekankan peranan struktur ingatan dan pengetahuan terhadap proses penerimaan, pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi.
Teori kognitif tertuju kepada hal-hal yang terjadi didalam kepala kita ketika kita belajar. Teori kognitif juga mengambil perspektif bahwa siswa secara aktif memproses informasi dan pembelajaran berlangsung melalui usaha-usaha siswa ketika siswa mengaturnya, menyimpannya dan kemudian menemukan hubungan-hubungan antara informasi, hubungan baru dengan pengetahuan lama, skema, dan teks, pendekatan kognitif menekankan bagaimana informasi di proses.
Belajar
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel (1996, page 53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Lebih luas lagi menurut Mayer (2002) belajar melibatkan proses retensi (retention) dan juga transfer. Retensi yaitu kemampuan untuk mengingat pengetahuan yang telah didapatkan, dan transfer melibatkan kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari untuk untuk menyelesaikan masalah. Menurut Santrock (2008), belajar didefinisikan sebagai pengaruh yang relatif tetap terhadap perilaku, pengetahuan dan keterampilan berpikir yang diperoleh dari pengalaman .
Jadi belajar merupakan proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan berpikir dan perilaku untuk dipahami dan digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Berpikir
Proses kognitif melibatkan perubahan dalam pemikiran , intelegensi dan bahasa anak. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas proses kognitif yang berhubungan dengan pikiran, dari yang sederhana hingga yang kompleks. Berpikir dan belajar melibatkan proses kognisi yang kompleks. Menurut Santrock berpikir melibatkan manipulasi dan tranformasi informasi yang ada dalam memori. Berpikir, melakukan penalaran baik induktif ataupun deduktif, melakukan analogi, berpikir kritis, mengambil keputusan, kreativitas dan memecahkan masalah adalah kegiatan-kegiatan mental yang memelukan proses kognitif yang kompleks.
Penalaran adalah bagian dari proses berpikir, ada dua macam penalaran yaitu penalaran indukti dan penalaran deduktif. Penalaran induktif yaitu menarik suatu kesimpulan yang umum dari peristiwa khusus Yang merupakan salah satu cara berpikir induktif yaitu analogi. Sedangkan penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari pernyataan-pernyataan yang umum.
Berpikir kritis melibatkan perenungan, berpikir produktif dan mengevaluasi bukti-bukti yang ada. Pengambilan keputusan melibatkan berpikir dimana individu mengevaluasi alternative-alternaif yang ada dan memilih di antaranya. Sedangkan pemecahan masalah melibatkan pencarian jalan yang sesuai atau cocok untuk mencapai tujuan. Menurut Bransford dan Stein seperti yang dikutip Santrock ada 4 tahap pemecahan masalah yaitu menemukan dan merumuskan masalah, mengembangkan strategi pemecahan masalah yang baik, mengevaluasi solusi, memikirkan kembali dan mendefiniskan kembali masalah dan solusinya.
Kreativitas bisa diartikan yaitu memikirkan sesuatu yang tidak biasa atau sesuatu yang menghasilkan solusi yang unik untuk suatu masalah. Kreativitas juga melibatkan proses bepikir devergen dan konvergen.
Formasi Konsep
Seperti apa yang dikutip Santrock dari beberapa sumber Konsep merupakan elemen-elemen kognisi yang membantu kta menyederhanakan dan menyimpulkan informasi. Konsep adalah kategori yagn mengelompokkan objek, kejadian dan karakteristik dasar dari sifat-sifat umum. Dengan konsep suatu objek adalah unik. Beberapa konsep terlihat sederhana, jelas dan konkret namun ada pula konsep yang kompleks membingungkan dan abstrak.
Menurut Jamaris pembentukan/formasi konsep adalah susunan konsep-konseop yang teratur sesuai dengan klasifikasi adan jenis-jenis konsep yang termasuk di dalam klasifikasi konsep. Menurut Santrock aspek yang pentik dalam pembentukan konsep adalah mempelajari ciri, dan karakteristik kunci dari suatu konsep. Termasuk diantaranya mendefinisikan elemen-elemen konsep atau dimensinya yang bisa membedakannya dengan konsep yang lain.
Otak
Perkembangan otak dimulai sangat pesat sejak anak dalam kandungan ibunya. Anak yang baru lahir telah mempunyai miliaran jumlah sel saraf otak yang dikenal dengan sel neuron. Kemudian setelah lahir sampai usia 3 tahun, perkembangan otak berlangsung mengagumkan, sehingga dikenal dengan periode emas perkembangan otak.
Otak bagaikan sebuah papan panel tempat masukan (input) yang berupa informasi diolah sedemikian rupa, dipahami kemudian dikembalikan lagi berupa output yang cerdas. Semua proses itu dinisbahkan pada komponen terkecil otak yang disebut sel-sel saraf (sel neuron) yang bersama sel penunjang dan sel glia (pemberi makan) menyokong fungsi dan kerja otak manusia. Sel Neuron terdiri dari akson dan dendrit. Hubungan antar sel dihubungkan oleh suatu gap kecil yang disebut sinaps.
Jumlah dan ukuran sel saraf otak terus berkembang hingga masuk usia dewasa. Ukuran otak ini juga membesar karena adanya proses myelinasi, yaitu proses pembungkusan sel-sel otak oleh lapisan myelin. Proses ini bisa meningkatkan kecepatan informasi yang melewati sistem saraf. Perkembangan lain adalah dalam level sel, yaitu perkembangan yang dramatis dalam koneksi/sambungan antar neuron melalui sinaps. Anak balita mempunyai koneksi antar neuron yang lebih banyak. Koneksi antar neuron yang sering digunakan (karena pengalaman indra) akan bertahan dan menjadi koneksi yang kuat. Sedangkan koneksi yang tidak digunakan akan terpangkas dengan sendirinya.
Otak adalah bagian dari susunan saraf pusat (SSP) yang tersimpan dalam rangka tengkorak. Hubungan otak dengan bagian-bagian saraf lain di tubuh membentuk jalinan saraf yang mengatur seluruh kegiatan organ-organ tubuh. Otak sebagai saraf pusat terdiri dari otak depan (proenchepalon), otak tengah (mesencephalon) dan otak belakang (rhombencephalon). Otak depan (proenchepalon) terdiri dari otak besar (cerebrum), talamus dan hipotalamus.
Gambar:Pixabay/Gerd Altmann |
Bagian cerebrum atau otak besar, jika terlihat dari atas terbelah menjadi dua. Alur yang membaginya dikenal sebagai fissura longitudinal. Belahannya disebut hemisfer. Jadi, terdapat hemisfer kanan dan hemisfer kiri, atau dikenal dengan otak kanan dan otak kiri. Koordinasi dan kontrol bagian tubuh terjadi bersilangan. Tangan kanan dan kaki kanan diurus oleh otak kanan, sebaliknya tangan kiri dan kaki kiri diurus otak kanan. Pembagian otak kanan dan kiri ini juga membentuk dua cara berpikir. Menurut Roger Sperry seperti yang dikutip oleh Pasiak, otak kiri mengatur hal-hal yang bersifat rasional terutama bahasa dan matematika. Dan otak kanan mengatur hal-hal yang bersifat intuitif dan berhubungan dengan seni.
Cerebrum terdiri dari bongkahan-bongkahan yang disebus lobus otak. Cerebrum luar yang dikenal dengan kulit otak (korteks serebri) melipat-lipat sedemikian rupa (konvolusi) membungkus bongkahan otak. Variasi lipatan itu menandai masing-masing lobus. Lobus otak ini terdiri dari lobus frontal di dahi, lobus occipital di belakang kepala, lobus temporal di seputaran telinga dan lobus parietal di puncak kepala.
Lobus frontal bertanggung jawab untuk kegiatan berpikir, perencanaan dan penyusunan konsep, yaitu proses berpikir tingkat tinggi/kompleks. Lobus temporal yang terdapat di kiri dan kanan bertanggung jawab terhadap persepsi suara dan bunyi. Lobus parietal bertanggung jawab untuk kegiatan berpikir terutama pengaturan memori.
Lobus otak menyokong kulit otak yang mengemban fungsi berpikir rasional dan daya ingat. Kulit otak (korteks serebri) tampak seperti lipatan-lipatan tak beraturan yang disebut konvolusi. Lipatan ini memperluas kulit otak, evolusi manusia dengan kecerdasan yang menonjol ditampakkan oleh luasnya dan berlipat-lipatnya kulit otak itu. Kulit otak memungkinkan manusia berpikir rasional karena di tempat itulah terjadi pengolahan informasi, persepsi/tanggapan termasuk bermukimnya memori .
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Jamaris, Martini. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penamas Murni, 2010.
Pasiak, Taufik. Revolusi IQ/EQ/SQ, Antara Neurosains dan Al-Quran. Bandung : Mizan, 2002.
Santrock, John W. Educational Psychology 3rd ed. Boston: Mc. Graw Hill, 2008.
Terimakasih atas infonya.
BalasHapussama-sama haeli makasih udah mampir dan baca2 di sini
BalasHapusjadi bagaimana dengan teori belajar berbagi otak?
BalasHapusapa artinya gtu..?
makasih..
tlg dijwab ya...
Assalamu'alaikum
BalasHapustrimakasi atas postingnya. saya uda baca buat refrensi mata kuliah, makasi.