Langsung ke konten utama

Postingan

Ilmu dan Filsafat

Falsafah diartikan sebagai cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Filsafat dimulai dengan rasa ingin tahu dan keragu-raguan. Karakter berpikir filsafat ada 3 1. menyeluruh 2. mendasar 3. spekulatif Filsafat dikatakan peretas pengetahuan. Semua ilmu baik itu ilmu alam atau ilmu sosial berawal dari filsafat. Seperti fisika asalnya dari filsafat alam dan ekonomi berasal dari filsafat moral. Menurut Will Durant tiap ilmu dimulai dari filsafat dan diakhir dengan seni. Filsafat menelaah segala sesuatu yang dipikirkan manusia. Filsafat mengawali dengan pertanyaan tentang manusia. Dan ilmu sosial membuat asumsi berbeda tentang manusia tergantung pada bidang ilmunya. Misal asumsi manusia untuk ilmu ekonomi berbeda dngan ilmu manajemen. Hal lain yang dikaji filsafat adalah cara mendapatkan pengetahuan dan juga bahasa. Matematika secara filsafat bukan ilmu melainkan bahasa non-verball. Cabang utama yagn diba

STANDAR EVALUASI PROGRAM

Dalam melaksanakan kegiatan Evaluasi Program seorang evaluator harus mengikuti kaidah dan prosedur tertentu untuk menjamin evaluasi berjalan baik sesuai standar evaluasi program. Standar evaluasi ada 4 kategori yaitu standar utility (kegunaan), feasibility (kelayakan), propriety (kesahihan) dan accuracy (ketepatan). Berikut ini akan diuraikan dan ke 30 standar tersebut sesuai yang dikeluarkan Join Committe 1994 seperti yang dikutip oleh Fitzpatrick, Sanders dan Worthen (2004) yang berusaha penulis terjemahkan satu persatu ke dalam bahasa Indonesia Standar Utilitas/ Kegunaan ( Utility standard ) Standar Utilitas ini untuk memastikan bahwa evaluasi akan menyajikan informasi yang sesuai dengan keperluan pemakai Standar utilitas (disingkat U) terdiri dari 7 komponen (U1-U7), sbb : U1 Stakeholder Identification – Identifikasi Stakeholder       Pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh evaluasi ini perlu diidentifikasi agar kebutuhan mereka dapat  tercakupi U2 Evaluator Credibility

Pengantar Evaluasi Program

Pendidikan menjadi kebutuhan untuk membangun suatu bangsa. Masyarakat dewasa ini telah semakin sadar mengenai pentingnya pendidikan. Dunia pendidikan merupakan baigan yang tidak pernah terlepaskan dari perhatian masyarakat. Perhatian dan tuntutan yang begitu besar dari masyarakat dan kesadaran untuk tetap berdiri tegar di tengah derasnya kemajuan zaman memacu pemerintah dan dunia pendidikan formal maupun non formal untuk memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik. Berbagai kebijakan dan program pendidikan mencoba ditawarkan oleh pemerintah ataupun dunia pendidikan pada khususnya. Di samping itu masyarakat juga semakin kritis untuk menilai keberhasilan, mutu dan keberhargaan suatu kebijakan atau program pendidikan. Salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan, manfaat dan mutu pendidikan adalah melakukan evaluasi. Evaluasi ini mencakup evaluasi kebijakan, program pendidikan, sistem pendidikan baik kebijakan yang luas mencakup negara ataupun program pendidikan dan pembelajaran di

Pendekatan Evaluasi Program Berorientasi Tujuan ( Objective – Oriented Evaluation Approach)

Pendahuluan Dari awal pesatnya perkembangan evaluasi pendidikan tahun 60-70 an sampai sekarang , para ahli telah mengembangkan sekitar 50 model/pendekatan evaluasi Banyaknya model ini juga didasarkan oleh beberapa pendekatan pada evaluasi , jenis/bentuk evaluasi juga tujuan evaluasi. Evaluasi program merupakan proses deskripsi , pengumpulan data dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Berdasarkan objektivisme dan subjektivisme, 50 model yang ada sebenarnya bisa dikelompokkan menjadi 6 pendekatan, yaitu 1. Pendekatan berorientasi tujuan ( objectives-oriented approaches/goal oriented approach ) 2. Pendekatan berorientasi manajemen ( management – oriented approaches ) 3. Pendekatan berorientasi pemakai ( consumer – oriented approaches ) 4. Pendekatan berorentasi kepakaran ( expertise – oriented approaches ) 5. Pendekatan berorientasi ketidaksamaan ( adversary-eriented appr