Langsung ke konten utama

Postingan

Pendekatan Pemrosesan Informasi dan Teori Gagne

Menurut pendekatan pemrosesan informasi, Belajar dan berpikir melibatkan pemrosesan informasi yang berada dalam otak. Berikut ini kita akan membahas sekilas mengenai konsep memori, model pemrosesan informasi dan teori belajar Gagne. Memori               Memori atau sering kita kenal sebagai ingatan menurut Santrock (2008) adalah penahanan/penyimpanan informasi yang berlangsung dari waktu ke waktu. Pemrosesan informasi dalam memory melibatkan kegiatan penyandian atau pengkodean ( encoding ), penyimpanan ( storage ) dan pengambilan kembali ( retrieval ). Dalam bahasa sehari-hari kegiatan encoding umum dikenal dengan istilah atensi/perhatian atau belajar. Menurut Santrock atensi adalah konsentrasi atau pemfokusan sumber daya mental. Seiring dengan pertumbuhannya kemampuan atensi anak dapat bertahan lebih lama.               Kita mengenal tiga macam memori yaitu memori indra ( sensory memory ), memori jangka pendek ( short term memory ) dan memori jangka panjang ( long term memory ). M

Otak dan Teori Belajar Kognitif

Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang menerapkan pandangan, prinsip dan teori psikologi yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Psikologi sendiri berasal dari bahasa Yunani psyche yang berarti jiwa. Psikologi mempelajari perilaku dan proses mental manusia melalui metode penelitian ilmiah. Sehubungan dengan kajiannya ini banyak pandangan dan aliran dalam psikologi. Berbagai aliran ini mempengaruhi juga berbagai pendekatan dalam psikologi pendidikan. Salah satu fokus dalam psikologi pendidikan adalah Kegiatan pendidikan yang berhubungan dengan siswa dan proses pembelajaran di dalam kelas. Ada 2 pendekatan mengenai pengertian belajar atau pembelajaran yaitu menurut aliran behaviorisme dan aliran kognitivisme. Aliran kognitif juga terbagi lagi menjadi sosial-kognitif, kognitif dan kognitif-konstruktivis.  Aliran yang mula-mula muncul adalah behaviorisme. Aliran ini mulai dikenal dengan percobaan classical conditioning yang dilakukan oleh Ivan Pavlov. Tokoh lain alir

Epistemologi II : Metode Ilmiah

Metode Ilmiah Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Metode merupakan suatu prosedur mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metodologi masuk dalam epistemologi yang membahas mengenai bagaimana kita mendapat pengetahuan. Epistemologi juga membahas apakah sumber-sumber pengetahuan? Apa hakikat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan? Apakah manusia dimungkinkan mendapatkan pengetahuan? Sampai tahap mana pengetahuan mungkin ditangkap manusia? Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran yang mempunyai karakteristik tertentu yang diminta pengetahuan ilmiah. Karakteristik itu adalah sifat rasional dan teruji. Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif dan induktif. Di sinilah berarti metode ilmiah menggabungkan pendekatan rasional dan pendekatan empiris. Jadi teori ilmiah harus memenuhi dua sy

Epistemologi I : Pengetahuan

Rangkuman bab IV buku Jujun S Suriasumantri Filsafat Ilmu , Sebuah Pengantar Populer Jarum Sejarah Pengetahuan               Sebelum abad ke 17 atau abad Penalaran (The Age of Reason), tidak ada perbedaan antara jenis-jenis pengetahuan. Pada masa itu pengetahuan bersifat universal dan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu spt raja atau orang pintar. Seorang kepala suku misalnya dia merangkap sebagai hakim, penghulu, tukang tenung, panglima perang dan ahli pengobatan.               Setelah abad ke 17 diferensiasi dalam ilmu cepat terjadi. Ada pembedaan antara berbagai pengetahuan berdasarkan apa yagn diketahui (ontologi), bagaimana cara mengetahui (epistemologi) dan untuk apa pengetahuan itu dipergunakan (aksiologi). Cabang-cabang pengetahuan  berkembang menurut jalannya sendiri bergantung dengan jenisnya dan mentodenya. Kapling-kapling setiap disiplin ilmu semakin jelas.               Makin kecilnya kapling pengetahuan menimbulkan masalah untuk menghadapi kenyataan yang kompleks da

Metodologi Penelitian Kualitatif

Jika pada penelitian kualitatif,   data berasal dari responden, maka pada penelitian kualitatif kunci utama ada pada peneliti yang terlibat langsung bersama responden sebagai narasumber. Jadi dalam penelitian kualitatif kredibilitas peneliti adalah peran yang penting dalam validitas hasil penelitian. Berikut ini kami coba paparkan dengan singkat metodologi penelitian dari   data, sampel, instrumen, teknik pengumpulan data, analisa data dan tingkat kepercayaan [1] . 1.       DATA Pada penelitian kualitatif data yang dikumpulkan berupa pertanyaan, tulisan, angka-angka yagn dideskripsikan, gambar, simbol, gerak dan tingkah laku. Penelitian kualitatif juga mengedepankan setting naturalistik dalam penelitiannya. Peneliti mencari data dan informasi secara ilmiah tanpa suatu treatment tertentu dan berusaha berada dalam lingkup yang alamiah tersebut. 2.       POPULASI DAN SAMPEL Populasi pada penelitian kualitatif bergantung fokus studi yang diambil. Sampel yang digunakan adalah purposive

Revisi Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom ini telah direvisi oleh Krathwohl salah satu penggagas taknomi tujuan belajar, agar lebih cocok dengan istilah yang sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar. Kita sering mengenalnya dengan C1 s.d. C6 Pada revisi ini , jika dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya, ada pertukaran pada posisi C5 dan C6 dan perubahan nama. Istilah sintesis dihilangkan dan diganting dengan Create. Berikut ini Struktur dari Dimensi Proses Kognitif menurut Taksonomi yang telah direvisi 1 Remember (Mengingat) , yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.  1.1 Recognizing (mengenali)  1.2 Recalling (memanggilan/mengingat kembali) 2 Understand (Memahami), yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis ataupun grafik.  2.1 Interpreting (menginterpretasi)  2.2 Exemplifying (mencontohkan)  2.3 Classifying (mengklasifikasi)  2.4 Summarizing (merangkum)  2.5 Inferring (menyimpulkan)  2.6 Compari

Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning)

A. Latar belakang Pendidikan dalam arti luas dalam penyelenggaraannya tidak hanya tanggung jawab pemerintah namun juga perlu peran serta luas masyarakat sebagai penyelenggara baik untuk pendidikan formal, non-formal maupun informal. Tuntutan dan persaingan dunia kerja yang makin tinggi menuntut masyarakat untuk terus belajar dan mengenyam keterampilan dan pengetahuan tambahan di luar pendidikan formal. Di era informasi di mana teknologi informasi dan telekomunikasi kesempatan masyarakat untuk mengikuti beragam bentuk pendidikan pun termasuk pendidikan non-formal semakin luas. Salah satu kesempatan itu berwujud pendidikan jarak jauh. Bagi individu yang tidak mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal atau non-formal di kelas, pendidikan jarak jauh kali ini bisa lebih mudah diikuti dengan cara on-line. Kursus on-line di dunia dewasa ini banyak tersedia dari berbagai program, baik yang di selenggarakan oleh institusi pendidikan tinggi resmi, organisasi atau